View Full Version
Selasa, 14 May 2013

BNPT Bersyukur tak Ada Konsensus Definisi & Batasan Terorisme di Dunia

JAKARTA (voa-islam.com) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai mengakui jika sampai detik ini tidak ada konsensus definisi terorisme.

“Sampai hari ini tidak ada konsensus global, apa itu terorisme? Barat lain dengan negara-negara Islam. Negara Islam sendiri belum pernah sampai hari ini (membuat konsensus definisi terorisme, red.),” kata Ansyaad Mbai saat menjadi narasumber Dialog Ormas-ormas Islam Dalam Mempertahankan NKRI, di Sahid Hotel, Jakarta Pusat, pada Sabtu (11/5/2013).

Anehnya, Ansyaad justru bersyukur tidak ada konsensus definisi terorisme sehingga tidak ada batasan-batasan soal terorisme.

“Minggu lalu di Pakistan itu ada satu seminar, saya dikirimi oleh Konjen kita di Karachi sana. Pak ini hasil putusan dari musyawarah. Agendanya merumuskan batasan-batasan terorisme itu. Alhamdulillah tidak ada batasnya,” ucapnya.

...Sampai hari ini tidak ada konsensus global, apa itu terorisme? Barat lain dengan negara-negara Islam.

Menurutnya, jangankan Barat dengan Islam antar sesama negara Islam pun tidak ada konsensus soal terorisme.

“Di sana (Taheran) ada seminar negara-negara Islam yang diorganisir oleh bapak Ahmadinejad. Kalangkabut saya, dibantu oleh Kedubes Iran, dapat tiket saya ke sana. Agendanya itu untuk merumuskan apa itu terorisme? Juga alhamdulillah pak, tidak ketemu definisi itu. Jangankan Barat dengan Islam, sesama negara Islam (tidak ada konsensus, red),” ungkapnya.

Pengakuan Kepala BNPT, Ansyaad Mbai ini justru membenarkan dugaan sebelumnya dari sejumlah kalangan, diantaranya pengamat kepolisian dan Dosen Kriminologi UI, Prof. Dr. Bambang Widodo Umar.

...saya dikirimi oleh Konjen kita di Karachi sana. Pak ini hasil putusan dari musyawarah. Agendanya merumuskan batasan-batasan terorisme itu. Alhamdulillah tidak ada batasnya

Ia mengungkapkan definisi terorisme yang tidak jelas itulah yang menimbulkan terjadinya penindakan serampangan yang dilakukan aparat Densus 88.

“Terorisme itu siapa sih? Itu kan karena tidak jelas, lalu pendekatannya seperti itu, saudara sendiri dibunuh. Ini yang saya bilang tidak tepat menentukan strategi. Sampai kapan pun orang nanti akan cenderung akan menduga-duga, siapa sebenarnya di belakangnya?” kata Bambang saat ditanya wartawan, Jum’at (15/2/2013).

Akibatnya, kata Bambang, aparat bisa main tuduh seenaknya siapa saja pelaku terorisme.

“Akibat dari eksistensi terorisme di Indonesia itu seperti apa, tidak jelas. Main tuduh seenaknya saja sangat mudah. Maka pihak kepolisian atau BNPT harus memperjelas bagaimana eksistensi terorisme di Indonesia ini lho. Tidak sama dengan Amerika, tidak sama dengan Malaysia, tidak sama dengan Afghanistan, ini Indonesia,” tegas anggota Kompolnas ini. [Ahmed Widad]


latestnews

View Full Version