View Full Version
Kamis, 01 Aug 2013

Sulitnya Mencari Makanan Halal Saat Berbuka di Negeri Gajah Putih

Catatan Perjalanan R4Peace (Bagian IV)

Sesuatu yang diburu Tim Road For Peace (R4P) di sepanjang jalan di negeri Thailand adalah mencari makanan halal. Maklum saja, kami berada di negeri yang mayoritas penduduknya pemeluk agama Budha.

Untuk makan sahur atau berbuka puasa misalnya, tim R4P tidak menemukan satupun makanan halal di Chumphon, sebuah kota di Thailand sebelum menuju Bangkok.  Untungnya tim sempat menyimpan perbekalan kurma, dan membeli makan-minuman seperti roti dan air mineral.

Tim R4P mendapat informasi, untuk mendapat makanan halal untuk sahur, harus kembali 60 km lagi. Namun karena malam mulai larut dan kondisi yang lelah,disertai gerimis hujan,  ketua tim rombongan dan peserta bersepakat untuk memutuskan tak melanjutkan perjalanan mencari rumah makan untuk  sahur.

Sebelumnya, saat di Surat Tani, Thailand, Kami singgah di sebuah pom bensin untuk berbuka puasa. Tak diduga, kami menemukan tiga rumah makan Muslim, yang ditandai tulisan Bismillahirrahmanirrohim, Allah, Muhammad dalam bahasa Arab, serta simbol bulan bintang.

Temen-temen NGO dari Malaysia maupun Indonesia terlihat ceria dan bercakap dengan pemilik rumah makan yang tak mengerti bahasa Malayu dan Inggris itu. Kami pun bercakap dengan bahasa isyarat untuk menunjuk jenis masakan untuk berbuka puasa.

Hanya ucapan Assalamualaikum yang dijawab pemilik rumah makan muslim seraya menjawab wa’alaikumsalam. Betapa senangnya ketika saudara sesama muslim berjumpa meski berbeda negara dan bahasa yang tak dipahami. Kami banyak tersenyum dan sedikit berbagi kurma untuk mereka.

Pada tanggal 16 Juli 2013, saat kami tiba di Bangkok, NGO lokal (Bangkok) yang juga pengelola Yateem TV, sebuah stasiun TV Muslim di Bangkok, mengajak tim R4P untuk berbuka puasa bersama di sebuah area makanan khusus muslim yang sudah terjamin kehalalannya. Area itu dikenal dengan nama “Halal Center”.

Selain dijajakan makanan halal, juga terlihat beberapa kios yang menjual busana muslim dan pernak-perniknya, serta minimarket yang produk-produknya telah dijamin kehalalannya. Kami pun begitu leluasa menikmati aneka makanan halal di area ini, seperti di negeri sendiri.

 

Meskipun, bukan negara muslim, Bangkok cukup ramai dihuni oleh penduduk muslim. Ada 10 juta muslim dari total 70 juta penduduk Bangkok. Sebanyak 200 masjid pun bertebaran di kota Bangkok. Salah satu diantaranya adalah Masjid Jawa.

Juga,meski berada di negeri kafir, kami masih menemui wanita mengenakan hijab di keramaian kota Bangkok yang macetnya tak kalah parah dengan Ibu kota Jakarta. Usai berbuka puasa dan shalat maghrib di Halal Center, kami

berkesempatan mengunjungi Yateem TV di kawasan Ramkhamhaeng, Bangkok. Yang menarik, stasiun TV yang menyajikan program dakwah ini dibiayai oleh sebuah yayasan yang bergerak di bidang sosial.

Rohmad Reungprach, Ketua NGO Satthachorn Foundation (Yayasan Mukminin) mengapresiasi kedatangan tim Road For Peace yg telah berjalan ribuan kilometer demi membantu sesama muslim di wilayah lain."Innamal mukminuuna ikhwah," ujar Rahmad mengutip satu surat dari Al Qur’an yang menegaskan bahwa tiap mukmin adalah saudara.

"Kami sebagai tuan rumah mengucapkan ahlan wa sahlan dan siap membantu misi kalian selama di Kota Bangkok," tuturnya saat menerima tim R4P di Islamic Center Bangkok di jalan Rhamkaraeng 506, Hua Mak, Bang Kapi, Bangkok. [desastian]


latestnews

View Full Version