View Full Version
Sabtu, 17 Aug 2013

Aksi Keprihatinan Umat Islam Indonesia Terhadap Tragedi Mesir

Jakarta (voa-islam.com) Pembantaian terhadap rakyat sipil oleh rezim militer di Mesir mendapat perhatian Muslim di Indonesia, khususnya di  Jakarta. Aksi Muslim di depan HI dan Kedutaan Besar Amerika, mengutuk  pembantaian tak hanya dilakukan militer Mesir.

Militer Mesir bukan hanya melakukan pembantaian secara biadab terhadap para pendukung Mursi, tetapi membakar Masjid Rabi'ah al-Adawiyah dan Masjid Al-Fatah yang menjadi tempat berkumpulnya para pendukung Presiden Mursi. Militer juga membakar mayat-mayat yang berserakan di Masjid, guna menghilangkan jejak mereka.

Masjid-masjid yang merupakan simbol ibadah umat Islam dibakar militer. Selain itu, lebih  30 ulama Al Azhar turut menjadi korban kebiadaban militer. Para sheikh al-Azhar yang ikut dalam aksi damai di Masjid Rabi'ah al-Adawiyah ikut menjadi korban dibantai oleh militer.

Selanjutnya, dalam aksi di Jakarta, Koordinator World Islamic Society for Democracy and Humanity (WISDOM) Agus Setiawan mengatakan, terkait kejadian itu, umat Islam dunia menyatakan mengutuk kejahatan kemanusiaan di negeri Piramida tersebut. Tercatat, aksi keji yang dilakukan telah menelan lebih dari 6000 warga sipil Mesir.

"Sebagai bentuk solidaritas, WISDOM menggelar aksi demontrasi besar-besaran bersama seluruh komponen masyarakat dan tokoh masyarakat di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat Jakarta Pusat, yang diawali dengan sholat Jum'at bersama di Masjid Istiqlal," tegas alumnus Universitas Al Azhar Mesir.

Agus menambahkan dalam aksi ini, atas nama seluruh masyarakat Indonesia, WISDOM menuntut kepada PBB sebagai polisi dunia untuk segera mengambil tindakan tegas atas tragedi kemanusiaan di Mesir dengan menyeret Jenderal Abdul Fatah El Sisi ke Mahkamah Internasional sebagai aktor utama pembantaian di Mesir.

"WISDOM juga meminta Kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama, sebagai negara yang menjunjung tinggi demokrasi untuk segera menghentikan sifat kemunafikannya dalam berdemokrasi, agar masyarakat dunia tidak kehilangan kepercayaan pada demokrasi," ujarnya penuh semangat.

Sementara itu di dalam negeri, WISDOM meminta pemerintah Jakarta  Indonesia untuk bereaksi lebih konkrit atas peristiwa pembantaian di Mesir dengan menarik duta besar RI untuk Mesir, mengingat Mesir memiliki lagenda sejarah dan hubungan yang harmonis dengan Indonesia.

Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia pada tahun 1945, dan saat Aceh tertimpa Tsunami tahun 2004, Dr. Mohammad Mursi terjun langsung membantu ke Aceh untuk memberikan bantuan.

Indonesia juga memiliki kebijakan Politik Luar Negeri Bebas dan Aktif, selain itu dalam Pembukaan UUD 1945 RI ditegaskan bahwa pemerintahan Indonesia harus ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

"Jadi tunggu apa lagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus segera bertindak, jangan hanya berdiam diri, agar negeri ini tidak dianggap sebagai negeri yang tidak tahu berbalas budi," pungkas Agus.

Aksi bertajuk "Darah Mereka, Darah Kami" ini, juga akan dihadiri oleh KH. Sadeli Karim (ketua Umum PB Matla’ul Anwar, dan Prof. Dr. Ahmad Satori Ismail, MA. (ketua Ikatan Da’I Indonesia/IKADI), Dede Nurhasan (Persaudaraan Umat Islam/PUI), dan Pitoyo kader PKS dari Jakarta Timur ikut pula dalam aksi itu. af/ilh


latestnews

View Full Version