View Full Version
Selasa, 04 Mar 2014

Fahira Idris Kampanye Gerakan Moral Anti Miras Lewat Buku 'Say No, Thanks'

JAKARTA (voa-islam.com) - Melawan arus besar pemberitaan media, Fahira Idris justru berterima kasih kepada FPI (Front Pembela Islam) yang sudah berjuang mengajukan Judicial Review ke Mahkamah Agung terhadap Keppres Nomor 3/1997 tentang Pengendalian Minuman Beralkohol, hingga Keppres ini dicabut.

“Ini merupakan prestasi bagi FPI dan saya salut atas perjuangan ikhtiar mereka. Semoga langkah tersebut menjadi contoh bagi gerakan-gerakan Islam lain untuk lebih mengedepankan perjuangan formal dan jauh dari tindakan anarkis,” kata Fahira, yang kemudian mengaku dicap ‘’orang FPI’’ di dunia maya.

Itulah resiko yang diambil Ketua Yayasan Selamatkan Anak Bangsa tersebut, dalam mengkampanyekan seruan antimiras. Melalui akun twitter @fahiraidris, ia rajin menggemakan seruannya. Tak heran bila ia pernah mendapatkan gelar sebagai The Most Inspiring Tweeter pada 28 Agustus 2010 silam. Sebanyak 71 persen responden memilihnya sebagai sumber inspirasi penting di situs microblogging tersebut.

Ketua Gerakan Nasional Antimiras (GeNam) ini tidak pernah berhenti mengkampanyekan gerakan moral antimiras. Ia intensif berkampanye lewat berbagai saluran komunikasi, membentuk struktur kepengurusan GeNam di berbagai provinsi dan kabupaten\kota.

Kini, Fahira Idris menerbitkan buku "Say No, Thanks." Buku yang diterbitkan penerbit Gramedia ini merupakan gagasan tertulis Uni Fahira bersama pejuang antimiras dalam mengkampanyekan gerakan penyelamatan anak bangsa. 

Menurut Uni Fahira, selama ini promosi minuman keras begitu gencar dilakukan, sementara apa yang dilakukan oleh GeNam masih sangat terbatas seperti mendatangi sekolah-sekolah untuk mengkampanyekan bahaya minuman keras bagi anak-anak dan remaja. Menyadari hal tersebut. salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menerbitkan buku. "Mudah-mudahan penerbitan buku ini menjadi salah satu cara efektif untuk mengkampanyekan gerakan antimiras," tutur Uni Fahira yang juga calon anggota DPD RI dapil DKI Jakarta. 

Secara keseluruhan, buku setebal 200 halaman lebih ini menguraikan tentang beberapa hal tentang miras seperti sejarah miras, dampak miras hingga titipan bagi orang tua agar anaknya tidak terjebak menjadi pecandu miras. Selain itu, juga diuraikan mengenai berbagai aktivitas GeNam.  

Buku ini amat menarik karena dikemas  dengan gaya anak muda.  Melalui cerita bergambar serta gaya tulisan khas anak muda,  para pembaca, terutama anak-anak muda yang memang menjadi target market buku ini, akan lebih mudah memahami penjelasan yang diuraikan dalam buku ini. 

Salah satu hal menarik lainnya, buku ini juga memuat gagasan-gagasan para blogger anak-anak muda tentang berbagai hal terkait dengan antimiras. Tulisan-tulisan tersebut diambil dari lomba blog yang diadakan GeNam dalam mengkampanyekan antimiras. Blogger Roni Irawan misalnya menulis "Generasi Emas Tanpa Miras" sedangkan blogger Indarpuri mengemukakan gagasannya melalui judul "Miras dan Minol. Ibarat Etalase, Siapa yang Bisa Menutupnya."

Buku ini niscaya bukan sekadar memberikan informasi dan edukasi kepada para pembacanya, tapi juga menjadi sebuah tools komunikasi dalam kampanye gerakan moral antimiras.


latestnews

View Full Version