View Full Version
Rabu, 03 Sep 2014

Dewan Da'wah Aceh Dirikan ADI (Akademi Dakwah Indonesia)

ACEH (voa-islam.com) -  Menindak lanjuti kunjungan kerja dan pertemuan dengan pimpinan Dewan Da’wah Pusat yang membidangi pendidikan, Dr. Muhammad Noer, MA dan Dr. Imam Zamroji, M.Pd.I, pada Selasa (3/6) di Markaz Dewan Da’wah Aceh yang mengamanahi pendirian Akademi Da’wah Indonesia (ADI di Provinsi Aceh, dan amanah Rakernas Ketiga Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia pada awal Tahun 2014 di Bogor, maka pada tanggal 23 Agustus 2014 ADI Aceh resmi didirikan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 136 tahun 2014 tentang Pendirian Akademi Da’wah Indonesia (ADI) Provinsi Aceh.
 
Program kaderisasi da’i melalui Akademi Da’wah Indonesia (ADI) merupakan salah satu dari tiga program unggulan Dewan Da’wah periode 2010-2015, di samping program penguatan organisasi da’wah dan kemandirian dana da’wah. Tujuan utama pendirian ADI untuk mengembangkan program pendidikan da’wah bagi para calon da’i seluruh wilayah Nusantara dalam sebuah program pendidikan yang khas. Kekhasan pendidikan tersebut tercermin dari orientasi pendidikan yang mengarah kepada penguatan intergritas sebagaida’i illallah, penguatan ulum ad din dan ulum ad da’wah.
 
Dalam mewujudkan tujuan tersebut Dewan Da’wah Aceh mendirikan Akademi Da’wah Indonesia (ADI Aceh) sesuai dengan mandat yang diberikan oleh Dewan Dakwah pusat. ADI Aceh mensinergikan tujuan di atas dengan keilmuan lokal yang berkembang di Aceh seperti yang telah berkembang di dayah manyang (Ma’had ‘Aly) yang ada di Aceh. Di samping itu, kehadiran ADI Aceh dapat menjadi lembaga penguat dan penyokong keberlangsungan Syariat Islam di Aceh dan menjadi warna baru dalam dunia pendidikan.
 
Selain menjadi pusat pendidikan dan pengkaderan da’i yang professional untuk pengembangan da’wah Islam atas dasar iman dan taqwa menuju tercipta ketahanan umat dan bangsa, ADI Aceh memiliki misi untuk melahirkan da’i yang memiliki intergritas da’iIlallah, memiliki dasar-dasar ulum al din  dan da’wah serta da’i yang profesional dan memiliki skill da’wah dalam pemberdayaan masyarakat Islam.
 
Untuk tahun pertama jumlah pendaftar sebanyak 19 orang, yang direkrut melalui rekomendasi Pengurus Daerah Dewan Da’wah di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh Singkil dan Kota Subulussalam. Setelah melalui proses seleksi, meliputi tes tulis (Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Pengetahuan Islam dan Umum) dan psikotes (wawancara, kemampuan membaca al-Quran). 15 orang dinyatakan lulus, satu orang meninggal dunia sebelum pengumuman dan 3 orang lainnya gugur. Program pendidikan di ADI tidak dipungut biaya, baik biaya pendidikan, asrama dan konsumsi (free of charge), karena rata-rata mahasiswa berasal dari keluarga kurang mampu dan daerah terpencil yang sangat minim akses kepada dunia pendidikan berkualitas.
 
Program ini berlangsung selama 2 tahun, selanjutnya bagi mereka yang berprestasi dan memiliki kesungguhan dalam proses menuntut ilmu akan dikirim ke Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah (STID) Mohammad Natsir di Jakarta untuk program sarjana jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Selain belajar sejumlah mata kuliah pada sesi siang hari, mahasiswa ADI juga dibekali dengan skill khusus di waktu malam berupa kemampuan berbahasa Arab, pidato, Bahasa Inggris, membaca kitab gundul (kitab kuning) dan Tahfidhul Quran.
 
Proses belajar mengajar di Akademi Da’wah Indonesia (ADI) Aceh, yang dipusatkan di Markaz Dewan Da’wah Gampong Rumpet Kecamatan Krueng Barona Jaya Aceh Besar, diasuh oleh tenaga pengajar profesional yang telah memiliki pengalaman mengajar puluhan tahun dengan kualifikasi akademis S3 (doctor), dan S2 (magister) lulusan dalam dan luar negeri seperti Al-Azhar Mesir, Sudan, Madinah, IIUM Malaysia, UIN Jakarta, dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Kesemua tenaga pengajar memiliki hubungan keorganisasian dengan Dewan Da’wah Aceh yang siap mengabdikan ilmu mereka kepada mahasiswa/da’i ADI Aceh.
 
ADI Dewan Da’wah saat ini memiliki sarana yang masih terbatas; 1 unit masjid (15x15 M), MCK (tiga kamar mandi dan tempat wudhuk), 1 unit rumah Aceh (3 kamar sebagai asrama mahasiswa), satu ruangan sekretariat dan satu ruangan kepala asrama, 1 ruangan dapur, 1 ruangan gudang, 1 unit ruang belajar (di bagian bawah rumah Aceh), semua itu terletak di atas lahan ± 3.500 Meter. Ke depan akan dibangun 1 unit lagi rumah Aceh untuk ruang kuliah ADI dan sekretariat Dewan Da’wah, sementara rumah sebelumnya akan difungsikan sepenuhnya untuk Asrama ADI. Untuk ini ADI Aceh sangat mengharapkan kepada para aghniya dan dermawan agar berkenan membantu program ini, baik menjadi donatur tetap, insidentil ataupun menjadi bapak angkat dari mahasiswa yang sedang kita bina.
 
[saidAzhar/adv/voa-islam.com]

latestnews

View Full Version