View Full Version
Selasa, 09 Sep 2014

Walikota Surabaya Tri Rismaharini : Emoh Jabatan Menteri dari Jokowi

JAKARTA (voa-islam.com) - Jokowi pernah mengeluarkan pernyataan, bahwa kepala daerah yang berprestasi akan mendapat jabatan menteri di kabinetnya.

Namun, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menanggapi enteng soal isu dirinya akan menjadi menteri di kabinet pemerintahan Jokowi. Menurut Risma, dirinya lebih senang menjadi dosen ketimbang menteri. 

"Yang jelas, aku sekarang lagi mengurus proses pindah pegawai negeri sipil dari Pemkot Surabaya ke dosen ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember)," kata Risma kepada wartawan di ruangannya, Senin, 8 September 2014. 

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini ini, namanya mencuat ke permukaan dan menjadi 'buah bibir' di seluruh Indonesia, akibat tindakan yang sangat berani yaitu menutup komplek pelacuran Doly.

Doly sudah ada sejak zaman Belanda. Komplek pelacuran Doly itu sudah turun-temurun. Doly nama seorang Belanda yang menjadi mucikari di tempat gelap itu. Risma sangat berjasa dengan keberaniannya menutup tempat maksiat yang sangat keji itu.

Komplek pelacuran Doly itu, sempat menimbulkan konflik di internal PDIP, pasalnya Ketua DPD PDIP Surabaya, Wisnu yang juga wakil walikota itu, menolak penutupan Doly. Sekalipun, akhirnya kemenangan ada pada Risma, karena adanya dukungan tokoh-tokoh di Surabaya, serta rakyat di kota buaya itu.

Selain itu, Risma juga tidak berminat lagi maju sebagai wali kota pada pilkada Surabaya 2015?  Risma menegaskan bahwa dirinya tak pernah meminta jabatan. Wali kota ataupun jabatan lain, menurut dia, datangnya dari Tuhan.

Saat ditanya oleh wartawan, Risma tentang tawaran Jokowi bahwa dirinya termasuk yang ditawari menjadi menteri oleh Jokowi, dan dengan jelas Risma menolak. Ia mengaku sudah menghadap Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan menyatakan tidak bersedia menjadi menteri.

Menurut Risma, Megawati memahami alasan tersebut. "Jawabannya Bu Mega waktu itu begini, 'Gitu ya, Mbak? Oo, saya pikir Mbak Risma kepengin (jadi menteri)'. Bu Mega tahu aku itu orangnya kayak gimana," ujar Risma. 

Ia mengutarakan hal itu kepada Mega, kata Risma, semata-mata karena kontraknya dengan warga Surabaya selama lima tahun. Ketika isu mundurnya santer diberitakan oleh media beberapa waktu lalu, Risma mengaku sempat meninggalkan pekerjaannya beberapa bulan. 

"Kontrakku dengan warga Surabaya lima tahun. Kemarin beberapa bulan enggak kerja. Masalahnya, aku sudah sumpah (jadi wali kota)," ujar alumnus ITS jurusan Arsitektur dan Manajemen Pembangunan Kota ini.

Jadi Risma konsisten sikapnya, dan tidak tamak dengan jabatan dan kekuasaan. Risma bukan tipe manusia 'aji mumpung'. Mungkin Risma mengerti tidak mau dijadikan 'embel-embel' Jokowi untuk pencitraan. Lebih memilih menjadi dosen. Barangkali Risma juga mengerti, bagaimana pemerintahan Jokowi-JK lima tahun ke depan. Risma lebih tenang menjadi dosen ITS. Selamat bu. [jj/dbs/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version