View Full Version
Selasa, 07 Oct 2014

Ternyata Bentrok Antara Polisi dan FPI Sudah Disetting Oleh Pihak Polisi?

Sahabat VOA-Islam.com...

Aksi unjuk rasa menolak Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI) pada Jum’at (03/10/2014) lalu berujung bentrok dengan pihak kepolisian. Seperti sudah “disiapkan” sebelumnya, peristiwa bentrokan antara FPI dan Polisi ini menjadi “santapan empuk” media-media maenstream (sekuler-liberal), untuk menghantam FPI.

Hanya mengambil satu sumber, yakni dari pihak kepolisian dan tanpa meminta klarifikasi langsung dari pihak FPI, media-media sekuler (anti Islam) langsung menulis judul dan isi berita yang sangat memojokkan FPI, bahkan tidak sedikit yang menggunakan bahasa-bahasa yang kasar.

Salah satu contoh, misalnya media group Kompas, tribunnews.com, yang menulis lima judul berita yang isinya sangat memojokkan FPI, seperti “Biadab, Massa FPI Bakar Halte di Gambir”, “Pimpin Aksi Rusuh FPI, Habib Novel Buronan Polisi”, “Korban Kebiadaban FPI, 5 Polisi Masih Dirawat di RS”, “Bikin Kerusuhan, Partai Gerindra Justru Dukung Aksi FPI”, “Selama Ini Ada Koordinasi FPI-Gerindra”.  

Pihak FPI menduga bahwa bentrokan yang terjadi antara massa FPI dengan pihak kepolisian sudah disetting oleh provokator agar terjadi kerusuhan. Pihak FPI juga membantah dengan keras bahwa pihaknya sudah merencakanan untuk bentrok dengan polisi, dengan menyiapkan batu ataupun senjata. Menurut FPI itu sebuah kebohongan.

Video berikut di bawah ini, akan membuktikan bahwa apa yang difitnahkan oleh media-media liberal yang mengatakan FPI biang rusuh adalah tidak benar.

Dalam Video berikut ini bisa kita lihat, adanya "oknum" aparat yang dengan SENGAJA membuka pagar (gerbang) gedung DPRD DKI.

(Link video: https://www.youtube.com/watch?v=aNCNJI0nsXI)

Sebelum gerbang itu dibuka, unjuk rasa masih terkendali, damai dan aman. Namun, setelah gerbang itu dibuka, terjadilah bentrok.

Timbul pertanyaan, pihak keamanan seandainya ingin MENGAMANKAN jalannya demo, mengapa mereka malah membuka pintu gerbang gedung DPRD?

Akibat dibukanya pintu gerbang ini secara SENGAJA, terjadi kontak fisik langsung antara aparat dengan pendemo. Hal inilah yang lalu memantik bentrok.

Seharusnya aparat tetap MENUTUP GERBANG, demi mencegah terjadinya bentrok. Namun sayang, aparat justru melakukan tindakan yang tidak profesional.

Pada menit berikutnya, terekam kamera seorang aparat yang sengaja melakukan PROVOKASI dengan melemparkan benda dari belakang barisan mereka (entah batu atau lainnya) ke arah demonstran.

Dua tindakan ini (Kesengajaan membuka pintu gerbang gedung DPRD dan pelemparan benda ke arah demonstran) adalah bentuk PROVOKASI NYATA.

Ingat, PROVOKATOR tidak melulu harus datang dari pihak pendemo. Bukan tidak mungkin provokator justru bisa menyelinap masuk ke dalam barisan pihak aparat keamanan.

Aparat harus berani BERTINDAK ADIL dan CERMAT. Jika fakta dan bukti telah mengarah ke "oknum" aparat yang melakukan provokasi, jangan segan untuk menyelidiki, menindak dan memberi hukuman. Mari tegakkan keadilan.

Terkait bentrok FPI dengan aparat yang terjadi pada Aksi Tolak Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama alias Zhong Wanzie Jum'at siang kemarin (3/10) di gedung DPRD DKI Jakarta, sangat disayangkan beberapa pihak.

Imam Besar FPI, Habib Rizieq Syihab, turut prihatin dengan peristiwa ini. "Saya sampaikan dengan tulus KEPRIHATINAN yang mendalam atas jatuhnya korban dari Laskar FPI dan POLRI dalam Aksi Tolak AHOK. Semoga kedua belah pihak dirahmati dan diberkahi Allah SWT," katanya di laman facebook-nya.

Seperti biasa, peristiwa ini lalu akan dimanfaatkan oleh media-media liberal untuk "menghantam" FPI tanpa ada kroscek terlebih dahulu. FPI selalu akan diposisikan dan divonis sebagai "Terdakwa" tanpa pengadilan.

Sebagian masyarakat yang tidak tahu duduk permasalahannya lalu akan ikut-ikutan mengecam FPI. Mereka akan tergiring oleh opini dan pemberitaan yang dibuat oleh media-media liberal yang terbukti tidak pernah adil terhadap FPI. [dbs/syahid/may/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version