View Full Version
Kamis, 15 Jan 2015

Ketua PBNU: Saya Siap Jadi Pembela Syaikh Siti Jenar. Faktanya Beraqidah Jahmiyah

SIDOARJO (voa-islam.com) - Umat islam di Nusantara ini sudah tak asing lagi dengan kisah para Wali, terlebih masyarakat Muslim di pulau Jawa. Perjalanan dakwah Wali Songo dalam mendakwahkan Islam di berbagai daerah, hingga meraih kejayaan dengan berdirinya Kerajaan Islam Demak, yang diprakarsai oleh Wali Songo sebagai tanda kejayaan Islam saat itu.

Akan tetapi, bila disebutkan sosok seseorang yang bernama Syaikh Siti Jenar, maka semuanya sepakat, bahwa tokoh itu adalah seseorang yang dihukum mati oleh para Wali, karena aqidahnya yang sesat karena mengikuti faham aqidah jahmiah.

Bukan Said Aqil Siradj namanya kalau tidak membuat lontaran-lontaran ‘anhe’ agar umat Islam geger selalu. Setelah tahun kemarin pembelaanya terhadap agama Syiah mencuat, dan banyak ulama dan cendikiawan NU mengecamnya, kini Ketua PBNU itu kembali mengeluarkan pernyataan yang menghebohkan banyak kalangan terutama para santri dan ulama.

Jika kita menonton sebuah video di Youtube berjudul Prof Dr KH Said Aqil Siradj ; Ketum PBNU ; Ceramah Maulid 11 Januari 2015 di Sidoarjo,yang dapat diakses di tautan  http://youtu.be/KcLdtRujRig pada 8 menit terakhir, kita akan dapati dengan jelas dan terang bagaimana Said Aqil Siradj meyakini kebenaran Syekh Siti Jenar, yang divonis hukum gantung oleh Sunan Kudus karena kesesatan wihdatul wujud-nya.

Pada saat itu Siti Jenar mengatakan, “Aku adalah Allah dan Allah adalah Aku”.

Said Aqil Siradj dengan mantapnya mengatakan.

“Ini adalah benar, kalau saya hidup saat itu, saya siap jadi Pembela Siti Jenar….dia itu benar”.

Kemudian ia berulang-ulang membenarkan keyakinan sesat ini dengan mantap dan memberi contoh berupa ungkapan-ungkapan yang semakin meyakinkan bahwa dirinya adalah tokoh kuat dalam mengusung aliran sesat “wihdatul-wujud”.

Fakta : Syaikh Siti Jenar Pengekor Al Halaj yang Beraqidah Jahmiyah

Jauh sebelum ada Syaikh Siti Jenar di bumi Jawa, sebenarnya apa yang didakwahkan oleh dia itu hanya sekedar mengekor dari seorang ulama tasawuf gulluw yang telah beraqidah jahmiyah serta tervonis murtad. Dia adalah Abu al-Mughist al-Husain ibn Mansur ibn Mahma al-Baidlawi al-Hallaj, atau lebih terkenal dengan sebutan Al Halaj.

Al Halaj ini adalah ulama kelahiran dari Iran (Persia). Dia adalah seseorang yang terkenal di kalangan ahli tasawuf, salah satu karyanya yang terkenal, kitab at-Tawasin.
Pernyataan al-Hallaj bahwa dirinya tetap ada, yang terjadi adalah bersatunya sifat Tuhan di dalam dirinya, sebagaimana ungkapan syairnya :

سبحان من أظهر ناسوته # سرسنا لاهوته الثاقب ثم بدا لخلقه ظاهرا # في صورة الأكل و الشارب

“Maha suci zat yang sifat kemanusiaan-Nya membukakan rahasia ketuhanan-Nya yang gemilang. Kemudian kelihatan bagi makhluknya dengan nyata dalam bentuk manusia yang makan dan minum”.

Penyatuan antara roh Tuhan dengan roh manusia dilukiskan oleh al-Hallaj di dalam syairnya sebagai berikut :

مزجت روحك في روحي كما # تمزج الخمرة بالماء الزلال فإﺫا مسك شيء مسني # فإﺫا انت انا في كل حال

“JiwaMu disatukan dengan jiwaku, sebagaimana anggur dicampur dengan air suci. Dan jika ada sesuatu yang menyentuh Engkau, ia menyentuh aku pula dan ketika itu dalam setiap keadaaan Engkau adalah aku”.

Bahkan didalam syairnya yang lain, al-Hallaj melukiskan dengan sangat jelas bahwa.

أنا من أهوى ومن أهوى أنا # نحن روحان حللنا بدنا فإﺫا أبصرتني أبصرته # وإﺫا أبصرته أبصرتنا

“Aku adalah Dia yang kucintai dan Dia yang kucintai adalah aku. Kami adalah dua roh yang bersatu dalam satu tubuh. Jika engkau lihat aku, engkau lihat Dia, dan jika engkau lihat Dia, engkau lihat kami”.

Tatkala peristiwa hulul sedang berlangsung, keluarlah syatahat (kata-kata aneh) dari lidah al-Hallaj yang berbunyi Ana al-Haqq (Aku adalah Yang Maha Benar). Kataal-Haq dalam istilah tasawuf, berarti Tuhan. masyarakat saat itu menganggap al-Hallaj telah kafir, karena ia mengaku dirinya sebagai Tuhan

Perspektif ini dibangun berdasarkan ungkapan syairnya yang lain dengan mengatakan bahwa : أنا سر الحق ما الحق أنا # بل أنا حق ففرق بيننا “Aku adalah Rahasia Yang Maha Benar, dan bukanlah Yang Maha Benar itu aku, aku hanya satu dari yang benar, dibedakanlah antara kami atau aku dan Dia Yang Maha Benar”.

Karena penyimpangan aqidahnya yang kian sesat dan kafir bertentangan dengan aqidah ahlus sunah wal jamaah serta apa yang di katakana oleh al halaj telah membawa kepada perkara murtad.maka Pada tanggal 18 Dzulkaidah 309 H / 922 M ia ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh pengusa Dinasti Abbasiyah (Khalifah Al-Muktadir Billah). [bbs/protonema/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version