View Full Version
Kamis, 15 Jan 2015

Dr Hamid Fahmy Zarkasyi: Kaum Liberal Meragukan Nabi dan Ulama yang Shaleh

JAKARTA (voa-islam.com) - Ketua Umum MIUMI, Dr Hamid Fahmy Zarkasyi memprihatinkan perkembangan pemikiran liberal saat ini. Menurutnya, aktivis-aktivis liberal saat ini sedang memperjuangkan di Mahkamah Konstitusi berbagai jenis Undang-Undang yang akan membawa kepada kehidupan Barat.

Seperti penghapusan Undang-Undang Penistaan Agama, penghapusan pelarangan nikah beda agama, penghapusan pelarangan nikah sesama jenis dan lain-lain. Hal di atas disampaikan Dr Hamid dihadapan ratusan peserta Pemuda Persatuan Islam di Garut kemarin (13/1).

Ketua Umum MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia) ini juga mengkhawatirkan adanya kehidupan hedonis yang marak di kalangan muda saat ini. “Tontonan kalau tidak menghibur nggak laku. Dibandingkan konser dangdut acara seminar seperti ini nggak ada apa-apanya. Konser dangdut sepuluh kali lipat penontonnya lebih banyak. Tapi insya Allah pahala kita lebih besar, surga,” terangnya.

Direktur Insists ini juga menjelaskan bahwa pemikiran adalah seperti makanan. “Kita harus tahu pemikiran itu asalnya darimana, sebagaimana makanan kita asalnya dari mana. Kalau ingin tubuh sehat, makanlah makanan yang sehat. Begitu pula kalau ingin pemikiran yang sehat, sumbernya juga harus sehat atau jelas. Pemikiran Islam sumbernya dari Rasulullah, sahabat dan ulama-ulama yang shaleh,” ungkap Direktur Institute for Islamic Thought and Civilizations.

Menurut Hamid, sekarang ini ada yang menafsirkan Al Quran dan Hadits seenaknya dan membingungkan umat. Mereka membaca Al Quran dan Hadits, tetapi cara mehamaminya tidak sebagaimana ulama yang shaleh.

“Misalnya warisan laki-laki dua kali perempuan, para ulama sudah sepakat. Orang liberal mengatakan ini diskriminatif. Mereka memperjuangkan femnisme dan faham gender kesetaraan. Pembagian warisan seperti itu dianggap menyalahi gender. Mereka juga ingin laki-laki dan perempuan sama kedudukannya dalam rumah tangga dan masyarakat,”paparnya dalam acara Seminar ‘Membentengi Umat dari Virus Liberal, Syiah dan Aliran Sesat’.

Kaum liberal atau feminis ini kemudian memprotes kenapa yang melamar laki-laki, kenapa perempuan gak boleh melamar. Yang boleh memimpin shalat laki-laki, kenapa perempuan nggak boleh. Sehingga mereka pernah mengadakan shalat Jumat imamnya perempuan, dan makmumnya ada perempuan yang tidak berjilbab. “Ini tafsir cara orang Barat memahami agama,”ungkap Doktor Filsafat dari Inggris ini.

Kaum liberal juga mempropagandakan pluralisme. 

Menurut Hamid, pluralisme yang merupakan produk impor dari Barat ini ada dua. Pertama, orang Islam harus hidup dengan orang yang beragama lain, berkultur lain. Ini tidak masalah.

Yang kedua orang Islam tidak hanya harus hidup dengan agama lain, tapi mengakui keberadaan agama lain dan juga mengakui kebenaran agama lain. “Ini masalah, karena menurut Islam, yang benar hanya Islam,” paparnya.

Hamid juga menyayangkan adanya Disertasi mahasiswa UIN Jakarta yang menyatakan bahwa orang-orang non Muslim yang beriman kepada Tuhan dan beramal baik, masuk sorga. Seperti dalam surat Al Baqarah ayat 62.

Dari sini dikembangkan yang penting beramal baik, nggak perlu relijius. “Asal berbuat baik kepada umat manusia bisa masuk surga,” terangnya. Padahal ayat ini, papar Hamid, turun ketika sahabat Rasulullah Salman al Farisi bertanya ke Rasulullah tentang nasib nenek moyangnya dulu yang Majusi, apakah bisa masuk surga padahal mereka berbuat baik. Nabi sawmengatakan mereka masuk neraka. Maka sedihlah Salman saat itu. Kemudian turunlah ayat itu. “Jadi ayat ini berlaku sebelum datangnya Rasulullah saw,” tegasnya.

Setelah Rasulullah saw diutus, maka syarat untuk masuk surga adalah mengakui Rasulullah Muhammad saw. Masalahnya orang-orang liberal nggak peduli dengan peristiwa yang terkait dengan ayat itu. Hamid mengharapkan kaum Muslimin memahami Islam, sebagaimana memahami secara umum bagaimana pengetahuan itu diambil. Pengetahuan umum diambil dari orang-orang yang diakui kredibilitasnya. Maka dalam Islam pun demikian. Pemikiran Islam diambil dari Rasulullah saw. Dan Rasululllah mewariskan ilmunya kepada para ulama. “Nabi adalah orang yang paling tahu kebenaran, kok mereka ragukan,” tanya Hamid.

Hamid juga mengharapkan agar para pemuda tidak terpengaruh dengan ajaran Syiah. Karena ajaran Syiah ini kini dipropagandakan dengan seolah-olah mereka mengalami kezaliman. “Yang mencambuk-cambuk badannya hingga berdarah-darah itu kan orang-orang miskin. Syekh-syekhnya nggak mau. Mereka setelah berdarah itu ke rumah sakit. Saya dua tahun di Pakistan, jadi tahu yang banyak menjadi pengikut Syiah di sana orang-orang bodoh dan miskin,”terangnya.

Direktur Insists ini juga menjelaskan tentang ajaran Syiah lainnya yang rusak, yaitu masalah kawin mut’ah. “Di Iran sekarang ini kabarnya penderita HIV meningkat,”ungkapnya. [Nuim Hidayat/sharia]


latestnews

View Full Version