View Full Version
Ahad, 22 Mar 2015

Direktur CIIA Nilai IS-ISIS Diposisikan Musuh Bagi Barat dan Rezim Boneka di Kawasan Timur Tengah

BANDUNG (voa-islam.com) - Banyak Warga Negara Indonesia (WNI) keluar negeri dengan beragam kepentingan itu hal lumrah. Hal itu dikatakan oleh Direktur The Community Islamic Ideological Analysis (CIIA) Ustadz Harits Abu Ulya.

Menurut Ustadz Harits WNI yang keluar negeri itu ada yang bertujuan pekerjaan, sekolah, humanity, wisata, dagang, diplomatik kenegaraan, atau suaka politik dan operasi intelijen dengan beragam kover.

“WNI pergi tersebar ke berbagai negara, namun ada realitas yang tidak bisa dipungkiri bahwa ada WNI yang pergi ke wilayah konflik seperti Suriah dalam rangka kemanusiaan, bahkan lebih dari itu yakni masuk membantu dan terlibat dalam perang atau fenomena baru adalah hijrah yakni WNI pergi dari Indonesia dgn niat pindah dan menjadi WN negara lain,” katanya dalam rilis yang diterima voa-islam.com, Rabu (20/03/2015).

Sementara di sisi lain, lanjut Ustadz Harits, IS-ISIS bagi dunia Barat dan rezim boneka di kawasan Timur Tengah khususnya diposisikan sebagai musuh dan ancaman bagi eksistensi mereka. Dan sikap politik ini teresonansi juga di dunia Islam lainnya termasuk Indonesia yang selama ini inheren dengan proyek dokonstruksi Barat terhadap Islam.

“Jadi kalau isu Islamic State (IS) – Islamic State Iraq and Syam (ISIS) di Indonesia terus muncul ya karena sudut pandang media sekuler yang seirama segendang dengan pemerintahan yang sekuler memandang eksistensi IS-ISIS dan pemikiran atau ideologi yang diemban cukup berbahaya bagi NKRI dengan Pancasila dan demokrasinya,” jelasnya.

Maka kata Ustadz Harits, logika yang akan dipakai untuk mereduksi pengaruh paham IS-ISIS adalah mengkriminalkan para pengikutnya. Dan untuk hal tersebut butuh regulasi agar punya payung hukum implementasinya, ekspos opini terkait IS akan menjadi stimulan pemerintah segara rumuskan regulasinya.

“Di samping perang opini dengan sasaran masyarakat luas juga akan dilakukan oleh pemerintah dengan seluruh instrumennya plus bermitra dengan banyak komponen masyarakat seperti ormas dan tokoh-tokoh intelektual dan tokoh agamanya. Jadi, konflik Suriah memberikan efek politik kemanan di dunia Islam termasuk Indonesia menjadi dinamis penuh dengan "riak-riak" kecil,” pungkasnya. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version