View Full Version
Sabtu, 09 May 2015

Majelis Siyasi HTI Majalengka: Campakkan Neoliberalisme dan Neo Imperialisme

MAJALENGKA (voa-islam.com) - Kaya tapi miskin. Demikian gambaran yang terjadi di Indonesia sebagaimana terungkap dalam acara Majelis Siyasi Hizbut Tahrir Indonesia DPD 2 Majalengka, Ahad beberapa pekan yang lalu, di Masjid Agung Al Imam Majalengka.

Acara yang bertema #Indonesiakitaterancam Neoliberalisme dan Neoimperialisme tersebut dihadiri ratusan Umat Islam dari berbagai daerah di Majalengka.

Diketahui negeri Indonesia adalah negeri yang kaya raya. Areal hutannya paling luas. Alamnya indah. Potensi kekayaannya luar biasa.

"Tapi anehnya yang menguasai Indonesia adalah asing,"  ujar Aktivis HTI, Ustadz Agung Wisnu Wardadhana di depan ratusan umat Islam peserta Majelis Siyasi.

Sumber masalahnya adalah adanya neoliberalisme  dan neoimperialisme di negeri ini, dan itu harus dicampakkan

Bendera asinglah  katanya yang berkibar dari Sabang sampai Merauke mengeruk kekayaan minyak dan tambang Indonesia.Belum lagi masalah sosial seperti pergaulan bebas,kesehatan,listrik dan  kenaikan BBM.  Alhasil kerusakan terjadi di segala bidang.

"Sumber masalahnya adalah adanya neoliberalisme  dan neoimperialisme di negeri ini, dan itu harus dicampakkan," ujarnya.

Ustadz Nurhilal Ahmad MSi, pengurus HTI Jawa Barat mengatakan bahwa neoliberalisme dan neoimperialisme  adalah haram, karena itu harus ditinggalkan dari bumi Indonesia.

"Solusinya kita harus kembali kepada Islam dengan menegakkan syariat Islam dan Khilafah," katanya.

Untuk itulah HTI akan mengadakan rapat dan pawai akbar di sejumlah kota di seluruh Indonesia dengan tema selamatkan Indonesia dari neoliberalisme dan neoimperialisme. Untuk Jabar dipusatkan di lapangan Gasibu Bandung pada Kamis 14 Mei 2015. [syahid/abuziad/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version