View Full Version
Kamis, 04 Jun 2015

Kontras: Polisi Gegabah dalam Penanganan Terorisme

MAKASSAR (voa-islam.com) - Wakil Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Sulawesi, Nasrum, mengatakan dipulangkannya lima mahasiswa yang mulanya diduga teroris itu membuktikan kepolisian tidak cermat dalam penanganan perkara terorisme. 

"Itu bukti polisi telah bertindak gegabah. Kepolisian harus meminta maaf kepada keluarga mahasiswa yang sempat ditangkap," kata dia, Rabu, 3 Juni 2015 seperti dikutip dari tempo.co.

Tidak hanya itu, Nasrum menuturkan kepolisian harus memulihkan nama baik para mahasiswa yang dicokok dengan tuduhan terlibat kelompok teroris. Musababnya, penangkapan mereka telah diekspose ke media.

Kontras Sulawesi juga mendorong adanya evaluasi penanganan kasus terorisme oleh kepolisian.

"Khawatirnya ada yang dieksekusi (tewas) padahal masih terduga teroris," katanya.

Nasrum meminta kepolisian, khususnya Densus 88, lebih cermat lagi dalam pengungkapan kasus terorisme. Kepolisian juga diharapkan bersikap transparan dan tak membatasi akses informasi, khususnya bagi keluarga terduga teroris yang sempat ditangkap. Selama ini, kepolisian dinilai agak tertutup ihwal tindak lanjut penanganan kasus-kasus terorisme.

...lima mahasiswa yang mulanya diduga teroris itu membuktikan kepolisian tidak cermat dalam penanganan perkara terorisme. Itu bukti polisi telah bertindak gegabah. Kepolisian harus meminta maaf kepada keluarga mahasiswa yang sempat ditangkap

Sebelumnya, Mabes Polri menyampaikan lima mahasiswa terduga teroris yang ditangkap di Makassar, Ahad 24 Mei lalu, telah dipulangkan. Mereka adalah Salman Alfarizi alias Ijol dan Abdul Azis (mahasiswa Universitas Muhammadiyah, Makassar). Tiga orang lainnya adalah Hasanuddin dan Firmansyah (mahasiswa Universitas Indonesia Timur) serta Andi Irawan (mahasiswa Stikper Gunung Sari).

Dalam operasi penumpasan teroris akhir Mei lalu, Densus menangkap sembilan terduga teroris. Tujuh ditangkap hidup-hidup dan dua tewas tertembak lantaran melakukan perlawanan. Terduga teroris yang tewas tertembak di Poso diketahui bernama Ano Lampe dan Azis Masamba. Adapun, dua terduga teroris yang dicokok di luar lima mahasiswa itu adalah Abdul Qadir alias Abu Ayman dan Nur Kholid alias Minde.

Qadir yang diketahui berdomisili di Kabupaten Gowa ditangkap di Palu, Jumat, 22 Mei, dengan barang bukti ratusan amunisi. Adapun, Kholid dicokok seusai penyergapan lima mahasiswa di Makassar. Kholid diamankan di Luwuk, Sulawesi Tengah.

"Yang dua itu lanjut ke tingkat penyidikan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Agus Riyanto. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version