View Full Version
Jum'at, 05 Jun 2015

Antara Data Dokter Mer-C Dan Pengakuan Pengungsi Muslim Rohingnya, Siapakah Yang Bohong?

ACEH (voa-islam) - Baru saja para pengungsi mendapatkan simpati di hati umat islam Indonesia, sehingga sederet bantuan pun mengalir dari berbagai ormas. Galangan dana pun dilakukan semua phak, tokoh islam tingkat nasionalpun memberikan perhatian lebih. Akan tetapi tiba tiba beberapa hari kemarin Mer-C mengeluarkan statmen yang seakan akan membuat galau para pengungsi

Di realis oleh Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad malam (31/5), Jakarta, Ketua Divisi Relawan MER-C, dr. Tonggo Meaty Fransisca yang mengaku dua kali berhasil masuk ke negara bagian Rakhine, Myanmar, mengatakan tidak memukan cerita pembantaian terhadap Muslim di sana.

“Yang salah dari pemberitaan media adalah pada 2012 diberitakan banyak pembantaian Muslim yang tergeletak di mana-mana. Tapi saat kami datang ke Myanmar, kami tidak menemukan,” katanya kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad malam (31/5), Jakarta.

Bahkan dengan tegas Dokter wanita itu menceritakan bahwa di Rohingnya tidak di temukan adanya pembantaian saat ini. ““Tidak ada berita itu, bahkan orang-orang Muslim yang ada di Myanmar tidak pernah mendengar berita itu,” kata dokter wanita yang mengaku sambutan pengungsi Muslim Rohingya di kamp sangat senang dan ramah.

Namun demikian dalam penemuan data dan fakta di selama di rohingnya, dia temukan bekas bekas adanya pembakaran Masjid dan bangunan semisalnya.

Pengakuan Para Pengungsi Muslim Rohingnya

Berbeda dengan apa yang di kemukakan oleh Mer-C, salah seorang pengungsi Rohingnya dengan jelas mereka mengatan “Kami dibunuh kaum Budha setiap hari.”

Mereka bercerita tentang apa yang terjadi di Rohingnya, Testimoni mereka sungguh menyayat hati dan membuat bulu kuduk setiap orang berdiri.

Tindakan keji para Biksu yang digawangi oleh Asin Wiranthu sudah menjadi sebuah rahasia dunia yang terbuka, bahwa pembantaian kaum muslimin jelas jelas ada di sana.

Hal itu jelas dan terang, kebencian teroris botak berjubah itu terhadap ajaran islam dan kedengkian terhadap kaum Muslimin di Rohingnya.

Dua berita yang seakan berbeda ini, sungguh membuat banyak kalangan bertanya, siapakah yang berbohong? Atau siapakah yang mencoba memadamkan keimanan? Atau menipu atas data dan fakta?

Waktu yang akan menjawab, kebenaran pasti akan menang, dan pembohong akan terhentak karena terbongkarnya makarnya? Kita hanya bisa menanti. Mari kita lihat saja, tak layak kita menghakimi, tapi sibuklah mencari solusi di tengah problematika umat ini. [protonema/bbs/voa-islam]


latestnews

View Full Version