View Full Version
Selasa, 23 Jun 2015

Walaupun Hidup di Negara Sekuler, Jangan Jadi Individu yang Sekuler

BANDUNG (voa-islam.com) – Ketua Program Studi Pendidikan Islam Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor Dr. Adian Husaini mengungkapkan bahwa negara sekuler itu memang bahaya dan rusak. Tapi individu yang sekuler jauh lebih berbahaya.

“Negara sekuler juga jelas berbahaya, karena menurut Imam Ghazali agama rakyat rusak, karena penguasanya rusak, penguasanya rusak karena ulamanya rusak,” katanya dalam acara bedah buku “Wajah Peradaban Barat” di Masjid Al-Jihad, Unpad, Bandung, pada Sabtu, (20/06).

Penulis buku-buku bertema pemikiran Islam ini kemudian menjelaskan bahwa diakherat yang akan dihisab itu bukan negara tapi individu-individu. Seorang yang hidup di negara Islam bisa, orang itu sekuler, dan orang tinggal di negara sekuler, belum tentu dia menjadi orang sekuler.

Yang penting buat kita adalah kita tidak boleh menjadi sekuler meskipun kita hidup di negara sekuler

“Yang penting buat kita adalah kita tidak boleh menjadi sekuler meskipun kita hidup di negara sekuler,” ujar Pembina Insist.

“Sekuler itu asalnya dari kata seculum, Profesor Al-Attas mengartikan sekuler itu paham disinikekinian. Sekuler itu memandang bahwa hidup itu apa yang terjadi saat ini, tidak memandang adanya dimensi akhirat,” paparnya menjelaskan tentang sekuler.

Dr. Adian mengatakan bahwa Barat sekarang bukan hanya menyebarkan pemahaman sekuler ditingkat negara saja, akan tetapi sudah masuk ke dalam individu-individu.

“Mereka (Barat –red) sekarang sudah masuk lewat kurikulum-kurikulum pendidikan,” tegasnya. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version