View Full Version
Kamis, 06 Aug 2015

Presiden GIDI Tidak Setuju Surat Edarannya Ditarik, BIN Diam dan Patuh

JAKARTA (voa-islam.com)- Pengamat intelijen Wawan Purwanto menyampaikan bahwa kejadian penyerangan umat kafir Kristen terhadap umat Islam di Tolikara pada waktu itu sudah diketahui oleh Badan Intelijen Negara (BIN). Namun, saat BIN menegur Gereja Injil Di Indonesia (GIDI) untuk mencabut edaran itu, Presiden GIDI tidak mengizinkannya.

“Konflik Tolikara bukan hal yang mengejutkan karena pada tanggal 11 Juli 2015 sudah ada surat dari BIN kepada Kapolda agar surat GIDI dicabut, tetapi tidak disetujui oleh Presiden GIDI,” sampainya pada saat menjadi pembicara, yang diselenggarakan oleh Presidium MN KAHMI, dengan tema “Dibalik Kerusuhan Tolikara, Ancaman Keutuhan NKRI" beberapa waktu lalu.

Selain bersikeras, dan tetap mengedarkannya, GIDI juga melarang umat Islam yang beribadah dengan menggunakan pengeras suara. GIDI juga mengatakan tidak akan terjadi apa-apa karena sudah ada polisi sebanyak 42, di antaranya 11 Brimob bersenjata lengkap pada saat itu.

Namun demikian, pernyataan ini bertolak belakang dengan apa yang diamati oleh Prof. Musni Umar, Sosiolog Universitas Ibnu Chaldun. Prof. Umar menyatakan, jika memang intelijen bekerja, tentunya tidak akan ada penyerangan terhadap umat muslim di sana. Bahkan massa Kristen sungguh membabibuta menyerang.

“Aparat keamanan juga tidak antisipatif padahal sebelumnya sudah ada surat GIDI yang melarang sholat Idhul Fitri. Intelijen bisa dikatakan tidak bekerja sehingga kebobolan. Herannya lagi aparat keamanan tidak berdaya mengahadapi massa GIDI yg beringas,” ucapnya.

Wawan menambahkan, massa yang menyerang ada juga yang bukan asli warga Tolikara, ada warga asing. Hal ini diketahui pada saat mereka berhadap-hadapan, lalu mereka tidak saling mengenal satu sama lainnya.

“Yang melakukan penyerangan ternyata bukan warga asli Tolikara, di antara mereka banyak yang tidak saling mengenal, ini yg perlu didalami,” ujarnya.

Sebagai pengamat, Wawan berharap kasus yang ada di Tolikara segera tuntas, juga transparan kepada publik. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version