JAKARTA (voa-islam.com)- Terjadinya penyerangan yang dilakukan oleh umat Kristen terhadap umat Islam beberapa minggu lalu pastinya ada dasar atau penyebabnya, mengapa mereka (Gereja Injil Di Indonesia/GIDI) melakukannya.
Menurut sosiolog yang juga dosen Ibnu Chaldun Jakarta, Prof. Musni Umar, terjadinya hal tersebut di antaranya dapat dilihat dari pola dan sikap oknum pemimpin agamanya. Mereka, masih menurutnya, oknum pemimpin agama di sana terlihat jelas mendukung separatisme, sebab itulah terjadi. “Terkait separatisme bahwa banyak oknum-oknum pemimpin agama di Papua bukan saja mendukung separatisme tetapi mereka telah menjadi prime mover untuk mewujudkan separatisme di Papua.,” ucapnya.
Pemimpin agama menurutnya seharusnya tidak melakukan makar terhadap Negara, apapun dan bagaimanapun caranya.
Di dalam suasana seperti ekonomi yang lemah, merajalelanya ketidakadilan di berbagai bidang di Tolikara adalah unsur yang secara signifikan menjadi penyebab insiden itu terjadi. insiden tersebut akan terus berlangsung jika pemerintah pusat/daerah juga masyarakat tidak melakukan pembenahan, seperti meningkatkan kaulitas dan kuantitas pendidikan anak-anak di sana.
Pendidikan, baginya adalah hal terpenting untuk membentengi insiden-insiden apapun yang mengancam Negara ini. “Solusi konflik Tolikara dan Papua secara umum yaitu dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan anak-anak Papua baik kognitif maupun apektif agar mereka cinta Indonesia,” sarannya pada saat menjadi pembicara di acara KAHMI beberapa waktu yang lalu.
Selain pendidikan, juga ada silaturahmi. Ia akan menjadi pelengkap terhadap pendekatan hukum dalam insiden Tolikara. “Kemudian lakukan dialog dan silaturahmi, jadi tidak cukup hanya dengan pendekatan hukum saja,” tambahnya singkat. Serta perhatikan pula keadilan ekonomi. Jangan mendukung penjajahan ekonomi yang dilakukan oleh separatisme. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)