View Full Version
Selasa, 18 Aug 2015

Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf al-Jurfi : Dakwah Menjadi Panglima Bukan Politik

JAKARTA (voa-islam.com) - Kehadiran DR Salim Segaf al-Jufri yang sekarang menjadi 'nakhoda' baru bersama dengan DR Hidayat Nurwahid, seperti turunnya hujan di saat kemarau panjang yang mendera.

Salim dan Hidayat memberikan kesejukan dan seperti rahmat bagi para kader. Hampir selama satu dekade, para kader PKS terus dihela dengan kegiatan politik yang meletihkan. Kini, nampaknya akan kembali ke jati diri PKS, sebagai gerakan dakwah, dan menjadikan politik hanya salah satu dari cabang dakwah.

Salim Segaf al-Jufri yang menjadi 'pembimbing' dalam gerakan dakwah itu, berulangkali menegaskan hendaknya bertumpu PKS sebagai gerakan dakwah  hanya menyandarkan dukungan dan pertolongan kepada Allah semata dalam perjuangan.

Dakwah bukan disandarkan kepada manusia. Itulah yang bakal menyelamatkan gerakan yang ada, bukan pertolongan manusia. Salim ingin membangun kepemimpin yang bersifart kolegial, dan bukan 'one  man show'. Ingin mengajak partisipasi seluruh jajaran kader PKS dalam membangun kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 

Hal lini juga ditegaskannya, saat DR.Salim bertemu dengan para kader PKS di kota Sragen, Jawa Tengah. "Kokohkan dakwah sebagai panglima dalam seluruh aktivitas kader PKS." Begitu penegasan Ketua Majelis Syura PKS, Salim Segaf Al Jufri, saat memberikan arahan (taujih) kepada kader-kader PKS Sragen, di Gedung IPHI Sragen dalam rangka Refleksi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70, Senin,17/8/2015.

"Sepuluh tahun terakhir kita merasakan euphoria politik lebih banyak mendominasi kehidupan kader, maka ke depan saya sebagai Ketua Majelis Syura menyerukan agar dakwah yang menjadi panglima dalam kehidupan kita," tandas beliau di hadapan 500 kader utama di kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Hasil sidang Majelis Syura di Bandung beberapa hari lalu menetapkan Habib DR.Salim Segaf Al-Jufri, M.A. sebagai ketua Majelis Syura periode 2015-2020 dan menetapkan DR.Muhammad Shobibul Iman sebagai Presiden PKS menggantikan Anis Matta. 

"Pilih mana, meraih 20-25 persen suara kemudian rapuh dan roboh, atau 7 persen dalam kondisi kokoh?" tanya beliau didampingi Dedy Endriyatno Cawabup Sragen dan Anggoro Sutrisno, S.E, M.Hum Sekretaris Dewan Syariah Wilayah PKS Jateng.

Sikapi Permasalahan Bangsa 

Tujuh puluh tahun Indonesia merdeka, rakyat merasakan banyaknya persoalan. Menyikapi persoalan bangsa, PKS menekankan perbaikan dari dalam kader-kadernya dengan perbaikan yang utuh menyeluruh.

"PKS ingin membangun politik yang sehat, maka harus dilakukan cara-cara yang islami, dengan cara-cara dakwah, dengan perbaikan diri sebelum memperbaiki bangsa dan negara. Mulailah kegiatan dari shalat shubuh berjamaah, kemudian bergerak sehingga hadir keberkahan," tutur Salim Segaf Al Jufri disambut dengan kesiapan kader PKS untuk melaksanakannya.

Acara Silaturahim Kader PKS bersama Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al Jufri hanya dilakukan dalam sehari, setetelah sebelumnya Salim Segaf Al Jufri memberikan arahan dakwah kepada kader dakwah di Surakarta.

Dimulai dengan shalat ashar berjamaah di Masjid Muqorrobin Nglorog Sragen, kader PKS segera memenuhi aula IPHI hingga maghrib tiba dan diakhiri dengan shalat maghrib. Salilm Segaf berusaha membangun kembali paradigma dalam gerakan dakwah yang sekarang berwujud PKS, sebagai gerakan dakwah, bukan gerakan politik  yang tidak mengindahkan akhlakul karimah.

Salim Segaf al-Jufri sebagai pribadi yang tidak memiliki beban sejarah masa lalu, yang membelenggunya. Ia seorang ulama/ilmuwan yang benr-benar memiliki komitmen dalam membangun gerakan dakwah di Indonesia.

Pengalamannya dalam dakwah sudah berlangsung sejak dekade delapan puluhan, sejak kembali dari Timur Tengah. Kemudian, membangun gerakan dakwah di Indonesia.(dita/dvs/voa-islam.com)



latestnews

View Full Version