View Full Version
Selasa, 25 Feb 2020

Waspadai Tiga Ancaman LGBT

DEPOK (voa-islam.com)--LGBT merupakan sebuah ancaman yang harus diwaspadai. “Setidaknya, ada 3 ancaman dari LGBT yang harus diwaspadai,” ungkap dr. Alik Munfaidahdalam acara Kajian Bareng Muslimah (KIBAR), Majelis Ta'lim Al-Hidayah: Mewaspadai Ancaman Penyimpangan Seksual dan Solusinya dalam Islam, Ahad (16/02/2020) di Pondok Jaya, Cipayung, Depok, Jawa Barat. 

Menurut dokter lulusan Falkultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang ini, mengungkapkan bahwa ancaman dari LGBT antara lain: Pertama, ancaman kemanusiaan. Penyebarluasan homoseksualitas adalah agenda konspirasi untuk mengontrol populasi (Tony Perkins, ketua Family Research CouncilAS Washington Watch, 24 Oktober 2014). Akibatnya, genarasi yang kehilangan arah dan pegangan hidup (Lost generation) dan mengancam bagi eksistensi dan keharmonisan keluarga. 

Kedua, ancaman kriminalitas. LGBT merupakan perbuatan keji(Faahisyah) merusak akal, fitrah dan akhlak manusia namun dilegalkan atas nama HAM. Perilaku LGBT juga dapat menimbulkan tindak kriminal ikutan berupa kecenderungan menjadi pedofil ataupun psikopat. Kaum homo seksual menyebabkan 33% pelecehan seksual anak di AS.  

Ketiga, ancamannya dapat mengundang azab. Azab dapat berupa timbulnya penyakit (PMS, kanker, meningitis dan HIV/AIDS) serta bencana alam seperti yang terjadi kepada kaum Nabi Luth. 

 

LGBT: Gerakan Global

Dalam acara tersebut, hadir pula ustadzah Ir. Hj. Endah Widyastuti, mengungkapkan bahwa

LGBT saat ini bukan lagi perilaku individu melainkan sudah menjadi gerakan global yang terorganisasi. Antara lain melalui: Pertama, jalur akademik/intelektual. Gerakan ini empunyai komunitas di kalangan mahasiswa yang bertujuan untuk menampung aspirasi dan perjuangan hak kaum LGBT di UI, bernama SGRC (Support Group and Resources Center on Sexuality Studies). 

Kedua, sosial budaya. Ide LGBT juga disebarkan melalui media film. Salah satunya film Kucumbu Tubuh Indahku disambut baik dan mendapat banyak penghargaan oleh kalangan sastrawan dan aktivis HAM di Indonesia. 

Ketiga, bisnis. Kampanye ini menyasar produk-produk terkenal dengan tujuan ide tersebut tersebar dengan strategis. Produk makanan, minuman, bahkan sosial media juga tidak luput dari kampanye tersebut. Contoh: Starbucks, Facebook, WhatsApp, LINE dan Twitter.

Keempat, politik. Beberapa kebijakan pemerintah setingkat undang-undang dibuat untuk melegalkan LGBT, seperti Peraturan Menteri Sosial Nomor 8/2012. 

“Gerakan LGBT pun tidak hanya ada di Indonesia saja. Gerakan LGBT justru lebih besar pengaruhnya di negara-negara Barat seperti Amerika dan negara-negara Eropa. 2013, melalui dukungan organisasi USAID dan UNDP berhasil dilaksanakan Dialog Komunitas LGBT Nasional Indonesia bertempat di Nusa Dua, Bali,” ujar Alumni Fakultas Pertanian IPB Bogor ini di hadapan sekitar 155 peserta. 

“PBB selaku organisasi besar di dunia mempunyai program khusus LGBT. Program tersebut bernama BLIA-2 yang bertujuan untuk menyebarkan ide LGBT di Asia Tenggara. Sasaran program ini adalah Cina, Indonesia, Filipina dan Thailand,” pungkasnya.*[Fitriana/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version