View Full Version
Ahad, 10 Dec 2023

Fitnah Kubro Sebagai Pemicu Islamofobia

BANDUNG (voa-islam.com) - Sebuah pepatah yang mengatakan bahwa fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan, terbukti nyata pada zaman sahabat sepeninggalan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Serangkaian peristiwa yang kemudian disebut sebagai fitnah kubro, menjadi awal perpecahan dan hancurnya masa kejayaan Islam.

Pertemuan ketiga di semester dua Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Bandung, kembali mengkaji permasalahan umat yakni fitnah kubro. Pendiri Pesantren Tamaddun Jatinangor, Ahmad Rofiqi selaku pemateri, menjelaskan fitnah besar atau kubro tidak hanya terjadi pada zaman dahulu saja. Menurutnya, di zaman sekarang fitnah besar terus menerus melanda umat Islam dan memicu islamofobia.

“Fitnah yang zaman sekarang santer terdengar salah satunya adalah terkait dengan Hamas. Ramainya sorotan dunia soal perang di Gaza membuat media Barat terus mem-framing bahwa Hamas adalah teroris dan memicu ketakutan masa terhadap Islam. Sebagai umat muslim yang memahami sejarah, kita harus mengetahui, bahwa Hamas merupakan kelompok pejuang yang sedang melindungi tanah airnya dari penjajahan Zionis,” jelas alumni Prodi Quran Kuliyah Dakwah Islam Tripoli Libya tersebut, Kamis (07/12/2023).

Secara bahasa, fitnah bermakna ujian atau cobaan yang ditakdirkan ada untuk menguji persepsi kebenaran dan kebathilan pada manusia. Adapun karakteristik fitnah biasanya mengandung siksaan bagi sebagian (kaum muslim) atau kenikmatan bagi yang lain (kaum kafir). Selain itu, fitnah bertujuan untuk menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian. Sehingga, sesuatu yang haq nampak seperti bathil, pun sebaliknya.

Kejamnya dampak fitnah kubro pada masa sahabat Rasulullah berujung pada pembunuhan yang menimpa Utsman Bin Affan ketika menjabat sebagai khalifah. Ketika itu, kaum munafikin mengadu domba dan muncul rasa iri dengki atas kekuasan Islam yang sangat besar. Beberapa kasus fitnah kubro yang terjadi pada masa kekhalifahan Utsman ialah adanya tuduhan pembakaran Al-Qur’an. Padahal momen tersebut faktanya adalah sebuah keberhasilah terbesar Utsman yang sukses mengkodifikasi lembaran-lembaran Al-Qur’an yang sebelumnnya terpisah-pisah menjadi satu mushaf.

“Selain itu, muncul pula tuduhan nepotisme pada Bani Umayyah yang notabenenya adalah keluarga Utsman. Padahal saat itu, hanya ada dua saudara Utsman ynag menjabat sebagai petinggi dan itupun merupakan jabatan yang diturunkan dari kekhalifahan sebelumnya. Tentu masih ada beberapa fitnah lain yang terjadi dan perlu untuk diketahui oleh kaum muslimin agar tidak terjerumus pada informasi yang menyesatkan,” terang Ahmad Rofiqi di Masjid Istiqomah Bandung.

Hal senada terkait betapa pentingnya memahami fenomena fitnah kubro juga diamini oleh peserta SPI Bandung, Salamah. Menurutnya, fitnah kubro yang terjadi saat ini banyak dilakukan oleh media-media, dengan cara penyampaian informasi yang pemilihan katanya menyudutkan Islam.

“Bahkan dalam penulisan sejarah Islam di sekolah formal yang menggunakan kurikulum dari pemerintah, sumber sejarahnya diambil dari sumber yang bukan dari ilmuwan atau ulama ahlussunnah. Hal ini membuat bingung para pelajar, bahkan pada akhirnya jadi ragu pada Islam itu sendiri,” cerita mahasiswa jurusan Sastra Arab tersebut. Menurutnya Islamofobia yang melanda saat ini, bukan lagi hanya melanda Barat atau kaum musyrikin dengan prasangkanya, Islamofobia justru juga menjangkit umat Islam itu sendiri

Oleh sebab itu, Salamah berharap, umat muslim dapat kembali mempelajari sejarah yang benar dan waspada terhadap pengaruh media yang juga berkontribusi dalam membentuk citra Islam di masyarakat. “Media selaku penyampai informasi massa juga diharapkan dapat menyebarkan informasi yang benar tentang Islam, dengan pemilihan kata yang mengangkat nama Islam. Sehingga dengan adanya informasi yang valid dan pemilihan kata yang baik, bisa menumpas ketakutan terhadap Islam,” pungkas Salamah. (SKN/Ab)


latestnews

View Full Version