View Full Version
Kamis, 17 Sep 2015

Saudara dan Putra Mullah Muhammad Umar Nyatakan Sumpah Setia pada Pemimpin Baru Taliban

AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Saudara dan anak Mullah Muhammad Umar, yang keduanya sebelumnya diisukan menentang penunjukan Mullah Akhtar Mohammad Mansour sebagai pemimpin baru Taliban, telah menyatakan sumpah setia kepada Mansour, menurut Taliban.

Kelompok jihad itu merilis pernyataan berbahasa Arab di Voice of Jihad, situs propaganda resmi mereka hari Selasa (15/9/2015), mengatakan bahwa Mullah Abdul Manan Akhund, seorang saudara dari Mullah Umar yang juga menjabat sebagai gubernur bayangan Taliban untuk wilayah Helmand, dan Mullah Muhammad Ya'qoub, putra sulung Mullah Umar, telah bersumpah setia kepada Mansour setelah bertemu dengan amir baru Taliban tersebut. Pertemuan itu "dihadiri oleh sejumlah besar syaikh dan ulama yang dihormati dan pejabat senior Emirat Islam," menurut pernyataan itu.

Mullah Manan dan Mullah Ya'qoub meminta semua umat Islam dan "semua saudara mujahidin ... terutama mereka yang menunda sumpah setia [untuk Mansour] karena keterlambatan bay'at keluarga kami" untuk bersumpah setia kepada amir baru Taliban.

Sumpah setia Manan dan Ya'qoub untuk Mansour menutup isu keretakan besar yang ada di dalam Taliban Afghanistan setelah kematian Mullah Umar diumumkan pada 31 Juli lalu. Mullah Umar meninggal di sebuah rumah sakit di Karachi pada April 2013, dan Taliban dan keluarga Omar menyembunyikan kematiannya karena mereka takut itu akan menyebabkan perpecahan pada saat penting, ketika pasukan AS mulai menarik diri dari Afghanistan.

Sebelumnya telah beredar isu-isu bahwa bahwa Manan tidak menyetujui cara pemilihan Mansour untuk memimpin Taliban. Sementara Ya'qoub dituduh telah berusaha untuk menggantikan ayahnya sebagai amir kelompok tersebut.

Pengumuman Taliban bahwa Manan dan Ya'qoub telah menerima kepemimpinan Mansour berlangsung hanya dua hari setelah Ya'qoub merilis sebuah rekaman di mana ia membahas kematian ayahnya dan posisinya pada sengketa kepemimpinan.

Ya'qoub menegaskan bahwa keluarganya menyadari kematian Mullah Umar dan terlibat dalam menyembunyikan itu dari anggota Taliban lain dan dunia. Dia juga membantah rumor bahwa Mullah Umar dibunuh, dan mengatakan ia meninggal karena sebab alamiah.

"Saya ingin meyakinkan Anda bahwa dia meninggal secara wajar," kata Ya'qoub, menurut kantor berita Pakistan, Dawn. "Kami membuat pertanyaan dari para dokter, tampaknya ia menderita HCV [Hepatitis C]."

Ya'qoub juga mengatakan bahwa ayahnya "tidak menunjuk salah seorang sebagai penggantinya." Tapi Taliban tidak mengizinkan para pemimpin mereka untuk memilih penggantinya. Amir kelompok ini dipilih oleh Shura Quetta, dewan kepemimpin tinggi Taliban. Menurut Taliban, syura bertemu dan memilih Mansour sebagai pemimpin baru kelompok tersebut.

Ya'qoub juga mengisyaratkan dalam rekaman 13 September bahwa ia siap untuk berdamai dengan Mansour dan kepemimpinan Taliban.

"Jika persatuan bisa kembali dengan kematian saya, saya bersedia untuk melaksanakan jibaku," atau serangan jibaku, katanya. "Kami siap untuk perintah apapun yang dewan berikan kepada kita. Kami siap untuk bekerja dalam kapasitas apapun, baik pada tingkat tinggi atau tingkat yang lebih rendah." (st/tlwj)


latestnews

View Full Version