View Full Version
Jum'at, 18 Sep 2015

Menghadapi Zionis-Israel Tidak Cukup Dengan Seruan, Harus Dengan Kekuatan Jihad

RIYADH (voa-islam.com) – Raja Salman bin Abdul Aziz menyatakan kemarahannya dan mengecam atas kejahatan Zionis-Israel terhadap al-Aqsha, dan kekejaman terhadap Muslim Palestina yang ingin melaksanakan shalat di al-Aqsa yang merupakan tempat suci ketiga umat Islam, Kamis, 17/9/2015.

Menurut sebuah sumber pejabat Arab Saudi menegaskan bahwa pemerintah Israel harus bertanggung jawab sepenuhnya atas segala konsekuensi akibat tindakan "agresi ilegal," dan Raja Salman menegaskan bahwa setiap serangan akan menimbulkan konsekuensi serius dan hanya akan melahirkan bakar ekstremisme dan kekerasan, ungkapnya.

Negara-negara Teluk (GCC), menilia tindakan kekejaman Zionis yang melakukan serangan terhadap al-Aqsha dan tindakan brutal terhadap Muslim Palestina merupakan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip yang ditetapkan dan hukum internasional yang telah disepakati terhadap al-Aqsa.

Kerajaan Arab menolakan total atas kebijakan pendudukan Israel terhadap al-Aqsa, dan berusaha meruntuhkan al-Aqsha dan mengganti dengan kuil Sulaeman, kebijakan ini menimbulkan eskalasi dan konsekuensi serius, dan menyerukan masyarakat internasional memaksa pemerintah Israel menghentikan serangan terhadap tempat-tempat suci Islam, terutama al-Aqsh dan hukum internasional serta peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip proses perdamaian.

Raja Salman telah memberitahu Presiden Palestina Mahmoud Abbas bahwa elah melakukan kontak dan berkomunikasi dengan para pemimpin dunia mengenai atas agresi Zionis terhadap al-Aqsha, serta memerintahkan Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi al-Aqsa.

Raja Salman, juga mengajukan protes kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon dan anggota Dewan Keamanan untuk mengambli "langkah-langkah mendesak setelah terjadinya bentrokan di kompleks Masjid Yerusalem Al-Aqsa, ungkap media Arab Saudi, Rabu.

Salman mengecam keras terhadap Israel yang melakukan eskalasi kekerasan yang sangat berbahaya" bagi keamanan Timur Tengah, terutama tindakan Zionis yang terus melakukan agresi terhadap tempat suci Umat Islam, al-Aqsha. Sekarang setiap hari terjadi bentrok antara pasukan keamanan Zionsi dengan demonstran Palestina. Beberapa hari ini bentrokan dengan polisi Israel berlangsung berturut-turut, ungkap Saudi Press Agency.

Raja Salman menyerukan upaya internasional yang serius dan cepat dan meminta intervensi Dewan Keamanan PBB untuk mengambil semua langkah-langkah mendesak menghentikan pelanggaran Zionis-Israel," katanya.

Salman menambahkan bahwa "serangan terhadap jamaah" melanggar kesucian agama "dan memberikan sumbangan bagi lahirnya ekstremisme dan kekerasan di dunia."

Raja Saudi juga menelepon Presiden AS Barack Obama, mengutuk keras eskalasi Israel di Masjid al-Aqsa. Salman juga menelpon Perdana Menteri Inggris David Cameron, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Francois Hollande.

Kerusuhan meletus antara polisi Israel dan Palestina minggu ini di kompleks Masjid al-Aqsa bersamaan orang Yahudi merayakan tahun baru mereka antara Minggu malam dan Selasa malam.

Polisi Israel memasuki kompleks al-Aqsha membubarkan pengunjuk rasa, dan tindakan kekerasan itu memicu kecaman di seluruh dunia Arab dan kekhawatiran timbulnya ketegangan yang tak terkendali.

Utusan PBB untuk Timur Tengah, Nikolay Mladenov, memperingatkan bahwa bentrokan antara pasukan Zionis-Israel dan Palestina di Masjid al-Aqsha yang bertempat di Yerusalem memiliki potensi memicu kekerasan ke seluruh Timur Tengah, dan akan membawa berkobarnya perang baru.

Menghadapi Zionis-Israel tidak bisa hanya dengan seruan, pernyataan, dan kutukan, tapi harus dengan tindakan jihad. Raja Salman bin Abdul Aziz, mestinya bukan mengeluarkan kutukan terhadap Zionis-Israel, karena tidak berfaedah, tapi Salman harus menyerukan jihad seluruh dunia Arab membebaskan tanah Palestina yang ini dikangkangi oleh Israel. (fath/aby/voa-islam.com

 


latestnews

View Full Version