View Full Version
Jum'at, 02 Aug 2019

Jumlah Hari Berpuasa Awal Dzulhijjah

Soal:

Assalamu ‘Alaikum Warahmatullah Wabarakatuh…. Pak Ustadz, untuk puasa di bulan Dzulhijjah itu Cuma satu hari atau 9 hari?

085330436***

Jawab:

Wa’alaikumus Salam wa Rahmatullah wa Baarakatuh…. Alhamdulillah, segala puji milik Allah. Shalawat dan salam atas Rasulullah dan keluarganya.

Boleh jadi yang penanya maksudkan adalah puasa di awal Dzulhijjah sebelum Iedul Adha.

Hari-hari yang boleh berpuasa di awal Dzulhijjah sebanyak 9 hari; yaitu dari tanggal 1 sampai tanggal 9 Dzulhijjah.

Penanya boleh melaksanakan puasa Sunnah 9 hari itu secara keseluruhan. Dari 9 hari tersebut, puasa di tanggal 9 nya adalah yang paling utama. Dikenal dengan puasa hari ‘Arafah. Keutamannya, menghapuskan dosa setahun yang telah lalu dan yang akan datang.

Atau Anda bisa mengerjakan puasa di kebanyakan harinya tanpa meninggalkan tanggal 9 nya. Jika tidak mampu, maka janganlah meninggalkan puasa pada tanggal 9 nya. Yaitu shaum ‘Arafah.

Bagi yang terbiasa berpuasa bulanan seperti senin – Kamis, puasa Dawud, atau puasa tiga hari setiap bulan; hendaknya menambahkan niat dan semangatnya untuk melaksanakan amal-amal rutinnya itu di awal Dzulhijjah. Menggabungkan dua niat puasa sunnah dalam satu puasa. Berharap Allah akan beri keutamaan lebih dan pahala berlipat.

[Baca: Perbanyak Puasa di Sepuluh Hari Pertama Dzulhijjah]

Perlu diketahui bahwa sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah kumpulan hari yang sangat istimewa. DIanjurkan memperbanyak amal shalih di dalamnya. Karena amal-amal shaleh yang dikerjakan di hari-hari itu sangat dicintai oleh Allah Subahanahu wa Ta'ala.

Dari Ibnu Abbas radhiyallaahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

"Tidak ada satu amal shaleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Abu Dawud dan  Ibnu Majah)

Amal Shalih pada hadits ini bersifat umum. Yaitu mencakup segala bentuk amal shalih, bukan jenis amal tertentu saja. Di antara amal shaleh tersebut adalah berpuasa.

[Baca: Keistimewaan Sepuluh Awal Dzulhijjah dan Amal-amal di Dalamnya]

Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman di hadits Qudsi tentang amal puasa,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ هُوَ لَهُ ، إِلَّا الصِّيَامَ فَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Setiap amal anak Adam adalah miliknya, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasinya.” (Muttafaq ‘Alaih)

Dan hari paling utama untuk puasa dari kumpulan hari ini adalah hari kesembilannya yang dikenal dengan hari ‘Arafah.

Para ulama sepakat, puasa hari 'Arafah adalah puasa sunnah dalam sehari yang paling utama. Keutamannya diterangkan dalam hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ

"Puasa hari 'Arafah; aku berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa setahun yang telah lalu dan setahun sesudahnya." (HR. Muslim)

Dalam redaksi lain, "Dan beliau ditanya tentang puasa hari 'Arafah, lalu beliau menjawab:

يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ

"Ia menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun sesudahnya." (Muslim)

Karenanya, Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah meninggalkan puasa ini karena keutamaannya yang besar. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]

*Dijawab: Ustadz Badrul Tamam

* Kirimkan artikel atau pertanyaan ke [email protected] atau ke 087781227881 (SMS/WA)


latestnews

View Full Version