View Full Version
Selasa, 23 Nov 2021

Amal Sunnah Harus Disembuyikan, Jangan Sampai Orang Lain Tahu?

Soal:

Assalamu ‘Alaikum Warahmatulah Ustadz, saya mau bertanya, apakah benar amalan Sunnah yang rutin kita kerjakan jangan sampai orang lain tahu. Biar pahalanya tidak gugur?

 

Jawab:

Wa’alaikumus Salam Warahmatullah Wabarakatuh, penanya yang Allah muliakan,

Amalan Sunnah lebih utama dikerjakan sembunyi-sembunyi (tidak diperlihatkan kepada orang) karena akan lebih ikhlas. Inilah amalan para ulama salaf. Sehingga tidak diketahui amal-amal tersembunyi mereka –terutama sedekah- kecuali setelah mereka wafat.

Keutamaan menyembunyikan amal Sunnah ini berdasarkan firman Allah Ta'ala,

إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Baqarah: 271)

Dan dalam hadits tujuh orang yang mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا صَنَعَتْ يَمِينُهُ

"Dan seseorang yang bersedekah lalu menymebunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diperbuat oleh tangan kanannya." (Muttafaq 'Alaih)

Bukan berarti tidak boleh dilihat orang. Semata dilihat orang tidak merusak amal. jika menampakkannya untuk kepentingan dakwah dan memberi teladan yang baik maka ia akan mendapatkan pahala berlipat-lipat dari amalnya sendiri dan amal orang lain yang mengikuti kebaikannya –tanpa dikurangi sedikitpun dari amal mereka-.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda.

من دل على خير فله مثل أجر فاعله أو عامله

“Orang yang menunjuki kepada kebaikan maka ia mendapat pahala seperti orang yang mengerjakannya atau yang mengamalkannya.” (HR. Ibnu Hibban)

Ketika memilih untuk menampakkan amal karena ada kepentingan syar’i maka ia harus bersungguh-sungguh menundukkan jiwanya, karena syetan pasti akan berusaha memasukkan riya' ke dalamnya.

Pokoknya amalan ada di dalam hati berupa ikhlas dan niat yang benar. Selama hati terjaga dari riya’ dan sum’ah serta niatan kepada selain Allah maka amal itu bernilai baik dan berpahala. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version