View Full Version
Ahad, 25 Apr 2021

Ketiadaan Perisai, Muslim Palestina Merindukan Kekhusyukan Ramadhan

 

Oleh: Emil Apriani, S.Kom 

Ramadhan adalah bulan mulia yang sangat dinanti oleh seluruh umat Muslim di dunia, termasuk di kota Gaza, Palestina. Namun kekhusyukan umat Muslim di Gaza saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan kembali terusik. Kali ini, pesawat tempur Israel melakukan serangan udara di jalur Gaza yang diblokade. Asap dan api membumbung setelah jet tempur Israel melancarkan serangan udaranya pada Sabtu (17/4). Menurut reporter Anadolu Agency, tidak ada korban dalam serangan itu (Ihram.co.id, 18/04/2021).

Tentara Israel mengklaim melalui Twitter bahwa mereka menghantam wilayah milik kelompok perlawanan Palestina Hamas, termasuk fasilitas pelatihan militer, pos peluncur rudal anti-pesawat, pabrik beton, dan infrastruktur terowongan. Serangan itu dilakukan dengan dalih yang diklaim para pejabatnya untuk membalas sebuah roket yang telah ditembakkan dari Jalur Gaza dekat pemukiman Israel tersebut.

Selain melakukan serangan udara di jalur Gaza, di bulan Ramadhan kali ini pasukan keamanan Zionis Israel juga membatasi aktivitas warga Palestina di Masjid Al-Aqsa. Menurut kantor berita Palestina, selama dua hari berturut-turut polisi Israel melarang warga Palestina buka puasa di Masjid Al-Aqsa. Polisi pun melarang azan malam di Masjid Al Aqsa untuk malam kedua berturut-turut. Dan pada hari Jumat warga Palestina dibatasi untuk melaksanakan salat Jumat di Masjid Al-Aqsa, hanya untuk mereka yang telah mendapat vaksin Covid-19.

Derita Muslim Palestina

Jalur Gaza telah berada di bawah blokade Israel sejak tahun 2007. Israel memberlakukan blokade darat dan laut di jalur Gaza setelah Hamas mengambil kendali atas jalur tersebut dari kelompok saingannya, Fatah. Setelahnya Hamas dan Israel telah berperang sebanyak tiga kali.

Ancaman perang di Gaza terus meningkat di tengah tuntutan Palestina untuk mengakhiri blokade Israel selama lebih dari satu dekade. Pendudukan Israel di atas wilayah Palestina hingga kini masih berlangsung. Israel secara gencar masih melakukan serangan dan membombardir wilayah Palestina demi menguasai keseluruhan wilayah. Semakin hari, rakyat Palestina semakin terusir dari tanah mereka sendiri.

Blokade tersebut telah sangat mempengaruhi dan merusak kondisi kehidupan di daerah kantung Palestina. Banyak orang menjadi korban, bahkan tak sedikit juga nyawa yang melayang. Dua juta penduduk Gaza harus menanggung derita dan kemiskinan parah di bawah blokade Israel tersebut. Kini kondisinya semakin memburuk selama pandemi Covid-19. Kaum muslim Palestina pun merasa kesulitan untuk melaksanakan ibadahnya di Masjid Al-Aqsa, bahkan di bulan suci Ramadhan saat ini.

Meski tindakan Israel itu kerap mendapatkan kecaman namun penderitaan Muslim Gaza, Palestina terus berlangsung di depan mata. Penguasa negeri-negeri Muslim tidak melakukan tindakan nyata dalam membebaskan Palestina dengan mengirimkan pasukan militernya untuk mengusir penjajah Yahudi dari tanah Palestina. Padahal keberadaan penjajah inilah yang menjadi pangkal utama penderitaan rakyat Palestina.

Merindukan Perisai Umat

Masalah Palestina sesungguhnya adalah masalah umat Islam namun digiring seolah sebatas isu kemanusiaan dalam sekat Nasionalisme. Bahkan saat ini isu Palestina hanya menjadi isu Gaza saja. Solusi komprehensif untuk Palestina bukanlah solusi perdamaian dengan pembagian wilayah ataupun kesepakatan-kesepakatan hubungan diplomatik, ekonomi, politik dan lainnya. Sebab tanah Palestina adalah tanah kekuasaan umat Islam, warisan kekhalifahan Umar bin Khattab, dimana berabad-abad lamanya kaum muslim mendiami wilayah tersebut.

Kaum Muslim terutama muslim Palestina tentunya menginginkan wilayah Palestina kembali terbebaskan dari pemerintahan tiran Israel. Mereka ingin merebut kembali tanah Palestina dari penjajah Yahudi Israel dan mengusir mereka. Agar hal ini bisa terlaksana, maka umat butuh pemimpin bagi seluruh kaum muslim yang akan menjadi junnah (perisai) untuk melindungi kaum muslimin.

Sebab Nabi Muhammad Saw bersabda, “Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berpegang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’I, Abu Dawud, Ahmad).

Khalifahlah sebagai satu-satunya perisai, pelindung umat yang hakiki dari siapa saja yang memusuhi Islam dan kaum muslim. Dengan kekuatan jihad fii sabilillah yang dipimpin oleh seorang Khalifah akan mampu mengusir Israel dari tanah Palestina dan akan membebaskan negeri itu serta memberi kemenangan kepada kaum muslim Palestina. Hanya dengan itu, negara kafir imperialis seperti Israel dan sekutunya akan takut dan tidak lancang menginjak tanah kaum Muslim, membunuh dan menzalimi kaum Muslim di Palestina.

Karena itu wajib atas kaum Muslimin sedunia untuk peduli kepada urusan umat Islam di belahan bumi lainnya,  melindungi mereka, memelihara keimanan dan keislaman mereka termasuk dalam menjalankan ibadah, sekaligus mencegah mereka dari kezaliman para penjajah. Maka di bulan Ramadhan ini semestinya kita makin bersemangat mewujudkan kemuliaan umat dan persatuan hakiki di bawah naungan Islam. Wallahu’alam bishowab. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi : Google


latestnews

View Full Version