View Full Version
Sabtu, 05 Nov 2022

Tragedi Kanjuruhan dan Itaewon, Generasi Penuh Euforia?

 

Oleh: Yauma Bunga Yusyananda
 

Kita tidak tau pandemi ini sudah berakhir atau belum, karena pandemi belum pernah diumumkan bahwa benar-benar berakhir. Tetapi, sejumlah euforia di berbagai event diadakan dan menimbulkan kerumunan. Mereka tidak menggunakan lagi masker karena sudah diperbolehkan, hanya saja ini pun menjadi permasalahan yang baru. Euforia dengan banyak orang berkerumun karena berdesakkan ataupun teknis pengamanan yang kurang optimal, meninggalkan duka sehingga  banyak nyawa yang menjadi korban.

Oktober tahun ini, menjadi kelam karena dibuka dengan tragedi Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu, 01 Oktober 2022, dan ditutup dengan tragedi Itaewon, Seoul, Korea Selatan pada Sabtu, 29 Oktober 2022,  yang menyebabkan nyawa ratusan orang meninggal ditempat kejadian, dengan korban rata-ratanya adalah usia remaja, yang seharusnya masa remaja mereka adalah masa mempersiapkan peradaban berikutnya.

Tegas dengan Hidup 

Banyaknya korban adalah remaja, sejatinya generasi saat ini perlu diarahkan, dengan menjawab siapa dirinya, untuk apa ia hidup di dunia ini dan bagaimana ia mengisi kehidupannya untuk kehidupan selanjutnya yang abadi. Karena dengan itu, generasi ini diajak berpikir agar ia tidak menjadi korban euforia semata.

Apa itu Euforia? Euforia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perasaan nyaman atau perasaan gembira yang berlebihan. Jika remaja ataupun orang-orang mampu menjawab beberapa pertanyaan dasar tentang hidup ini, ia akan berpikir untuk memilih aktivitas serta event yang akan ia hadiri dan bagaimana ia menghabiskan waktunya dengan produktif. Sebetulnya mempelajari keimanan dan aqidah adalah kunci pertama agar kita berpikir mendasar tentang hidup ini.

Namun sayang, kita sering tidak tegas dan tidak mau membahas perihal agama. Agama dibuat privacy, seolah bahasan tersebut adalah bahasan yang penuh perdebatan dan tidak rasional. Padahal iman, aqidah atau simplenya sebuah keyakinan adalah  yang mampu membuat kita tegas dalam kehidupan ini. Karena dari keyakinan, kita akan menemukan reason atau alasan sebagai kekuatan atau dorongan kita melakukan sesuatu. Dan reason itu haruslah yang memberikan dampak baik kepada kehidupan kita.

Membicarakan Agama, Membicarakan Masa Depan Ummat

Kita tidak perlu takut untuk membicarakan sesuatu yang benar, kita hanya perlu mempersiapkan diri dan belajar agar hidup ini tidak mengalir begitu saja seperti air, karena jika seperti itu kita akan hanyut dan terbawa arus. Agama seringkali dianggap tidak penting, karena kita tidak diajak untuk berpikir tentang reason kenapa harus memeluk agama. Itulah yang menjadi permasalahan utamanya.

Kalau kita tau dengan memeluk agama, kita mendapatkan prinsip kehidupan kita dan tegas akan kehidupan ini, maka kita akan mencarinya dan mendalaminya. Kita harus pahami dulu kalau agama adalah dari Tuhan, maka ketika kita mau bahas agama kita harus yakin dulu kalau Tuhan itu ada, bahwa ada yang menciptakan kita. Setelah itu kita obrolin, kalau Tuhan tidak lepas begitu saja setelah menciptakan makhluk Nya. Tuhan juga memberikan aturan yang kita sebut dengan agama.

Jangan berpikir bahwa agama hanyalah akal-akalan manusia agar pengikut mereka banyak dengan mengatasnamakan Tuhan, tidak demikian. Saat kita membicarakan agama maka kita sedang berusaha agar generasi ini memiliki masa depan, dan tidak menjadi korban euforia tanpa arah dan tujuan hingga ia meninggal. Dan Islam sebagai agama yang bisa dibuktikan dengan rasional sesuai pribadi manusia itu sendiri. Manusia akan merasa tenang dan puas bahwa didalam Islam kita akan menemukan ketegasan dalam hidup kita dengan aturan yang juga komprehensif serta detail.

Langkah pertamanya adalah jadilah generasi yang mau diajak berpikir, karena keyakinan untuk menjalankan kehidupan ini hanya bisa didapat bagi orang-orang yang mau berpikir lebih tentang tanda-tanda dari pencipta Nya. Selanjutnya hadiri majelis yang intensif, majelis yang memberikan pelajaran sistematis agar akal kita benar-benar terbuka dengan pemikiran Islam dan menjalin ukhuwah dengan teman-teman shollih sholihah agar tetap semangat serta istiqomah dalam kebaikan. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version