View Full Version
Ahad, 16 Apr 2023

Penolakan Timnas Israel U-20 ke Indonesia, Kepentingan Bela Palestina?

 

Oleh : Anggi

Sah! Akhirnya Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) membatalkan drawing Piala Dunia U-20 2023 di Denpasar, Bali, yang akan digelar pada 31-3-2023. Pembatalan disebabkan adanya penolakan masyarakat Indonesia terhadap tim nasional (Timnas) Israel yang ikut menjadi peserta. (CNBC Indonesia, 27-3-2023).

Begitu banyak elemen masyarakat Indonesia yang menolak kehadiran Timnas Israel. Mulai dari MUI, ormas Islam, hingga para pejabat, seperti Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Pemerintah sendiri sebelum keputusan pembatalan oleh FIFA bersikukuh agar Timnas Israel bisa bermain di Indonesia. Alasannya, olahraga harus dipisahkan dari politik. Ketua Umum PSSI saat itu, Mochamad Iriawan menyatakan Israel bisa bermain di Indonesia karena ada jaminan dari pemerintah.

“Soal Israel, saya rasa sudah ada kesepakatan dengan pemerintah pada tahun lalu [2021]. Siapa pun yang datang, bisa bermain. Israel tetap kami akomodasi,” tegas Iriawan, 26-6-2022 (CNN Indonesia, 27-3-2023).

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) saat itu, Zainudin Amali mengamini pernyataan Iriawan. Menpora meminta masyarakat Indonesia untuk memisahkan urusan politik dengan olahraga.

Beragam alasan yang dilontarkan masing-masing pihak. Ada yang merujuk Presiden Pertama Indonesia Soekarno yang dua kali menolak Israel dalam hal sepak bola. Ada pula yang merujuk karena Indonesia belum memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Namun bila ditarik garis besarnya, penolakan tersebut didasari karena menyoroti bagaimana perlakuan Israel terhadap Palestina, sedang negara kita ini mendukung kemerdekaan bangsa.

Sebagaimana kita ketahui, awal mula konflik Israel-Palestina dimulai pada tahun 1948 hingga sekarang. Israel, dalam sejarahnya, adalah bangsa yang ditolak di mana pun ia berada karena selalu berbuat kerusakan. Bahkan dahulu kala, kaum Yahudi ditolak di Eropa hingga mereka diusir dalam kondisi yang mengenaskan. Kaum Yahudi lantas menuju wilayah Palestina dan diterima dengan baik, bahkan diizinkan tinggal di Palestina.

Namun, ibarat air susu dibalas air tuba, kebaikan kaum muslim Palestina malah dibalas dengan pengkhianatan dan kejahatan. Mereka menduduki bumi Palestina, membunuh dan mengusir penduduknya, membombardir fasilitas umum, seperti rumah sakit dan sekolah, dan aneka kejahatan lainnya. Kali ini, dukungan tersebut mewujud dalam penolakan terhadap Timnas Israel untuk berlaga di Indonesia.

Memang ada dampaknya secara ekonomi jika Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Para pemain, wasit, klub, dan pihak-pihak yang terlibat bisa kehilangan mata pencaharian. Selain itu juga hotel dan pariwisata juga akan terdampak.

Namun, semua kerugian itu tidak sebanding dengan perlakuan Israel terhadap saudara kita di Palestina. Kita tentu tidak tega untuk bersikap manis dengan penjajah yang telah membunuh, melukai, melecehkan bahkan mengusir saudara muslim kita di Palestina.Tindakan masyarakat menolak Timnas Israel memang patut diacungi jempol, akan tetapi sebaiknya, dukungan terhadap Palestina tidak berhenti sebatas aksi solidaritas.

Hendaknya dukungan terhadap Palestina bersifat riil untuk menghentikan kekejaman Israel di tanah Palestina dan tidak cukup dengan menolak Timnas mereka di Indonesia melainkan juga menolak eksistensi Israel di Palestina.

Mengenyahkan Israel dari Palestina membutuhkan tindakan yang riil untuk mengusir mereka yakni dengan mengirim tentara untuk mengusir Israel, akan tetapi umat Islam bisa mengusir mereka ketika tentara dari seluruh negeri bersatu dan untuk mempersatukan kekuatan tentara dari seluruh negeri butuh sebuah komando yaitu khilafah yang di pimpin oleh seorang khalifah. Karena hanya khilafah lah yang bisa mengumandangkan seruan jihad ini sebab hanya khilafah yang mempunyai pandangan ideologis bahwa setiap penjajahan harus dihilangkan, apalagi penjajahan terhadap umat Islam. Wallahua'lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version