JAKARTA (voa-islam.com)- Ada sebuah negeri yang nantinya akan dijadikan rebutan oleh bangsa di dunia. Para bangsa dunia membutuhkannya karena demi mempertahankan hajat hidup masyarakat/rakyatnya.
Indonesia, menurut Gatot Nurmantyo masuk ke dalam salah satu negara yang diperebutkan ini. “Dalam konteks ini (energi akan habis), ilmu pengetahuan sekarang ini bisa, energi panas bumi dan segala macamnya, tapi yang banyak untuk mengantisipasinya itu adalah dari tumbuh-tumbuhan.
Bisa dari sawit dan lain-lain. Begitu kita bicara tumbuh-tumbuhan, maka kita tidak bisa lepas dari Negara Ekuator. Di mana di Ekuator ada tiga kelompok negara, ASEAN, Afrika Tengah, dan Amerika Latin. Karena di situlah kita bercocok tanam sepanjang tahun,” kata Panglima TNI, Rabu (27/09/2017), di Fraksi PKS, DPR RI, Senayan, Jakarta.
Gatot, memberikan bayangan bahwa semua itu (energy) akan habis lantas semua negara-negara memperebutkannya. “Makan untuk makan, satu hari 40.000 anak meninggal, satu tahun 15 juta anak meninggal, nanti kalau energi habis, kemudian makanan dan dibagi dua, apa yang terjadi? Itulah yang dikatakan oleh presiden bahwa sekarang terjadi kompetisi global.
Semua negara berkompetisi untuk menyelematkan penduduknya dari makanan. Dari ini maka yang saya katakan tadi kesuburan Ekuator menjadi tempat yang sangat strategis dan saya membuat sebuah teori, yang tadinya konflik di Arab Spring berlatarbelakang energi, ke depan konflik, pasti di Ekuator berlatarbelakang ekonomi, yaitu makanan, air, energi. Pasti,” tambahnya meyakinkan.
Indikasinya menurutya sudah mulai terlihat seperti di Malawi, Rohingya, di Semenanjung, Laut Cina Selatan, sudah mulai seperti ini kalau kita tidak waspada menurutnya bisa berbahaya. “Dan pada tahun 2043 nanti di mana penduduk sudah mencapai 12 miliar, 9,8 miliar tempat yang akan krisis pangan dan energi.
Yang di Ekuator, yang tempatnya subur 2,5 miliar, 9,8 miliar akan mencari makan di 2,5 miliar itu. Inilah mulai terasa bagaimana dunia kita ini,” tutupnya. (Robi/voa-islam.com)