View Full Version
Sabtu, 19 Oct 2013

Saat Anda Mendapat Vonis Kematian

Oleh: Abdul Malik Hakim Ph.S

Pernahkah Anda bayangkan, saat Anda menderita penyakit tertentu lalu dokter menvonis Anda, “Anda dapat bertahan hidup kurang dari satu bulan,” misalnya? Apa sikap Anda? Apa yang akan Anda lakukan?

Sebenarnya kita sering atau kalau tidak ya pernah melihat atau mendengar informasi orang yang mendapat kabar mengerikan ini. Bahkan dibeberapa sinetron juga disuguhkan cerita yang semacam ini. Lalu kita saksikan ada di antara mereka yang langsung “down”, seakan-akan kebahagiaan hidupnya akan terenggut. Ada yang mencoba bunuh diri karena stresnya. Ada pula yang berusaha menjadikan manfaat sisa hidupnya.

Tentunya yang paling mulia di antara sikap tersebut adalah dia tawakkalkan ajalnya kepada Allah, karena maut ada pada kehendak-Nya. Dia tanamkan sikap optimis untuk mengisi hidup dengan prestasi dan karya yang bermanfaat. Dia selalu siapkan diri memperbaiki amal-amal ibadahnya jika benar prediksi dokter tersebut sehingga hidupnya berputar 180 derajat dari kehidupan dia yang sebelumnya, yang boleh jadi jarang beribadah menjadi taat beribadah.

Tahukah kita, bahwa sesungguhnya bahwa diri kita pun termasuk ke dalam orang-orang yang sudah di vonis mati? Sudah disampaikan kepada kita dengan ungkapan serius dan sungguh-sungguh bahwa kematian akan mendatangi kita. Ke mana kita pergi dia pasti bisa menyusul. Sekencang kita lari darinya dia pasti akan menangkap kita. Dan dimana kita berlindung maka kematian itu pasti menerobosnya. Sehingga tak ada kekuatan di muka bumi yang bisa menentang kematiannya dan tak ada tokoh satupun yang membuat kematian sungkan padanya.

Jika kita perhatikan isi Al-Qur’an Al-Karim, kita temukan beberapa ayat yang berisikan vonis kematian dari Allah kepada kita. Ini seharusnya membuat kita khawatir dan menjadikan diri sebagai pribadi-pribadi yang mempersiapkan bekal untuk kehidupan sesudahnya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS. Ali Imran: 185)

Pada ayat diatas, begitu jelas menginformasikan bahwa kita semua pasti akan mati. Jika vonis dokter yang jauh dari pasti membuat kita takut setengah mati, maka sudah seharusnya kita lebih takut akan vonis Allah yang jelas pasti akan terjadi. Jika dokter memvonis kematian seseorang atas penyakitnya 2, 3 bulan bahkan lebih, tapi vonis Allah adalah misteri, bisa jadi 5 menit setelah membaca tulisan ini kita akan mati, atau bisa jadi 1 jam yang akan datang ajal telah menjemput kita, dan setiap waktu adalah hal yang mungkin bagi kita selaku manusia bertemu dengan kematian.

Maka yang perlu kita garis bawahi dan pertebal dengan tinta hitam adalah bahwa mati adalah hal yang pasti. Allah sudah menentukan umur hidup kita di dunia. Maka sebaik-sebaik sikap kita terhadap hal ini adalah kita harus terus menjadikan diri kita pribadi-pribadi yang mempersiapkan kematian, yaitu dengan senantiasa berdzikir kepada Allah & beribadah kepada –Nya di setiap saat di setiap waktu.

Setiap kita tidak ada yang mengetahui kapan ajal akan menjemput, termasuk dokter ahli kesehatan terhebat di dunia pun tidak mengetahui kapan dia akan mati. Jadi sekali lagi, yakini bahwa kematian selalu ada di depan kita, dia datang tepat waktu, tidak bisa dimundurkan tidak bisa pula dimajukan, dia bisa mendatangi kita dalam kondisi apapun kita. Oleh karena itu bersiap-siaplah. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version