View Full Version
Ahad, 27 Apr 2014

Bunda, Ini Tiga Rumus Berbelanja Dengan Happy!

Bunda sahabat Voa Islam,

Belanja ke pasar tradisional, bagi sebagian orang menyenangkan. Ada juga sebagian orang yang merasa sebal karena beberapa hal. Misalnya saja suasana pasar tradisional yang terkesan kumuh bila dibandingkan dengan mini market. Belum lagi jalanan yang becek apabila hujan baru saja turun. Gerah, berdesakan, berbagai macam bau campur-aduk dan sejuta alasan orang enggan datang ke pasar ini.

Terlepas dari berbagai ketidaknyamanan yang ada, tak bisa dipungkiri bahwa pasar tradisional memberikan sesuatu yang tidak dimiliki oleh mal, plaza dan pasar modern lainnya. Dari segi harga, jelas pasar tradisional lebih murah karena tidak perlu membayari pegawai yang cantik dan berdandan menor. Paling juga yang menjaga toko adalah pemiliknya sendiri, anak atau pegawai yang tak perlu berdandan khusus. Harga yang disebutkan, masih bisa ditawar supaya mendapat barang dengan harga murah. Seni ini tak mungkin didapati di pasar modern yang segala sesuatunya sudah ada label harga secara pasti.

Interaksi penjual dan pembeli jelas terasa. Kita langsung berkomunikasi dengan pembeli tentang harga dan kualitas barang. Kedekatan yang terjalin membuat hubungan penjual dan pembeli dekat sehingga tak jarang saling memberi hadiah satu sama lain menjadi tradisi tak tertulis. Menjelang hari raya, penjual menyediakan hadiah tertentu karena kesetiaan konsumen membeli barang di tokonya. Tak jarang, ketika pembeli mudik kemudian kembali dan bertemu penjual mereka menyertakan oleh-oleh sebagai tanda kedekatan hubungan yang ada. Hal yang tak mungkin didapati pada pasar modern yang penjaganya bukan manusia tapi CCTV untuk mengawasi perilaku pembeli.

Berbelanja di pasar tradisional, secara langsung ataupun tidak kita berusaha mengangkat dan membantu perekonomian penjual menengah ke bawah. Ingat, menjamurnya mal dan plaza membuat banyak pedagang kecil dan mengengah gulung tikar. Mereka susah bersaing dengan pasar modern karena fasilitas yang ada memang memberikan kenyamanan lebih meskipun harus dibayar dengan harga barang yang relatif lebih mahal.

Sebagai seorang muslimah, mendahulukan penjual yang muslim tentu lebih afdhal. Apabila terdapat ketidakafdhalan berupa timbangan yang curang, berbohong tentang kualitas barang tententu, sikap buruk yang ditunjukkan penjual pada pembeli, serta tangan jahil yang berusaha memenfaatkan kelengahan dengan mencopet maka ada beberapa poin yang bisa dilakukan sebelum berangkat ke pasar tradisional.

  1. Istighfar. Sepanjang jalan hingga di dalam pasar dan pulang kembali, usahakan melantunkan istighfar baik secara lisan maupun dalam hati. Di sana nanti kita akan bertemu dengan penjual dan sesama pembeli dengan segenap karakteristiknya. Ada yang temperamental alias suka marah. Kita menawar harga, dianya emosi. Kita gak sengaja menyenggol ibu di dekat kita, dianya langsung nyolot. Istighfar adalah jalan aman agar tidak terpancing oleh suasana hati yang panas.
  2. Sabar. Ini adalah sikap yang harus dibawa ketika berbelanja ke pasar tradisional. Mulai dari sabar dalam menyikapi karakter orang pasar yang biasanya temperamen hingga sabar dalam menyikapi ketidakjujuran mereka (bila ada). Mengurangi timbangan itu adalah hal yang biasa terjadi bila kebetulan kita bertemu dengan penjual yang tidak jujur. Usahakan memunyai timbangan sendiri di rumah. Apabila setelah ditimbang ulang ternyata terdapat kecurangan, kita bisa menghindari untuk berbelanja di toko tersebut lagi.
  3. Bersyukur. Terlepas dari apapun kondisi pasar tradisional yang mungkin membuat kita tidak nyaman, syukur harus selalu ada stoknya dalam diri. Bersyukur kita masih bisa berbelanja meskipun sederhana. Bersyukur kita masih bisa memberi laba pada saudara-saudara kita yang sedang berjualan. Bersyukur untuk semua hal, sekecil apapun itu bentuknya. Efek syukur ini cukup besar karena bisa meredam amarah atau emosi dengan suasana pasar tradisional yang mungkin dalam banyak hal kurang nyaman bila dibandingkan dengan mal. Suasana syukur ini ketika dibawa ke pasar dan kemudian pulang lagi akan ngefek dengan rasa masakan yang kita persembahkan untuk keluarga, suami dan anak-anak tercinta. Jadi, mulai sekarang berbelanjalah dengan penuh istighfar, sabar dan syukur sebagai bahan yang harus selalu ada di keranjang belanja kita. Selamat berbelanja! (riafariana)

 


latestnews

View Full Version