View Full Version
Jum'at, 27 Jun 2014

Antara Nahid al-Mane'a dan Lee Rigby

Sahabat Voa-Islam,

Beberapa hari yang lalu, saya menulis tentang Nahid al-Mane’a. Percayalah, nama ini sangat tidak terkenal di telinga kita meskipun ia saudara muslimah kita. Nahid al-Mane’a dibunuh dengan sadis di London dengan 16 kali tusukan di kepala. Kejadiannya di pagi hari sekitar pukul 10 waktu setempat. Nahid al-Mane’a adalah mahasiswi asli Saudi yang menerima beasiswa untuk mengambil gelar P.Hd atau selevel S3 di usia 30 tahun. Peristiwa keji ini tidak diberitakan secara layak. Hingga beberapa hari kemudian, media sebesar CNN dan BBC pun tidak memberitakannya. Hanya Daily Mail yang memuat itu pun di halaman dalam dan kecil.

Pantas salah satu pembaca tulisan saya waktu itu yang juga salah satu teman di FB menyangsikan berita tersebut. Masalahnya hampir tak ada media yang memberitakan pembunuhan kejam tersebut. Tak semua orang tahu  bahwa media barat memunyai dua wajah bila berkaitan dengan Islam. Peristiwa ini adalah salah satu buktinya.

Muslim di London khususnya dan Inggris umumnya melakukan gerakan peduli terhadap peristiwa ini. Mereka menuntut surat kabar yang ada di Inggris agar memberikan tempat yang proporsional bagi pemberitaan kejadian keji ini. Dan apa tanggapan media yang ada di sana? Dingin dan dianggap angin lalu alias tidak dihiraukan. Bahkan beberapa saudara muslim dan muslimah di sana, menerima perlakuan yang tidak menyenangkan ketika secara baik-baik mereka menghubungi media yang ada dan menanyakan hal ini. Ada yang teleponnya ditutup secara sepihak, ada yang dijawab tapi nadanya kasar dari pihak media. Tak sedikit juga yang diberikan ke mesin penjawab telepon tanpa ada manusia yang mengangkat di kantor media yang dituju. Bahkan tuntutan yang disampaikan secara baik-baik ini dianggap tidak sopan dan tidak lagi ditindaklanjuti oleh pihak media.

Bandingkan perbedaannya dengan kematian Lee Rigby yang langsung menempati headline. Bukan itu saja, peristiwa ini juga tercatat dengan rapi di wikipedia dan banyak media besar dunia. Lee Rigby adalah anggota angkatan bersenjata Inggris yang juga meninggal karena ditikam orang di jalan. Masalah menjadi lebih besar karena yang menikam adalah orang Inggris keturunan Nigeria yang menjadi mualaf. Islam pun terkena getahnya. Media dengan suka cita memblow-up. Ini yang selalu ditunggu-tunggu. Ketika Islam dan pemeluknya bisa dijadikan kambing hitam.

Nahid al-Mane’a dibunuh karena ia muslim dan utamanya karena ia memakai pakaian muslimah. Bila memang ide HAM (Hak Asasi Manusia) benar ada dan berdiri di atas semua golongan,

Nahid al-Mane’a dibunuh karena ia muslim dan utamanya karena ia memakai pakaian muslimah. Bila memang ide HAM (Hak Asasi Manusia) benar ada dan berdiri di atas semua golongan, harusnya peristiwa ini jauh lebih mengerikan daripada penikaman Lee Rigby. Seorang tentara diserang di jalanan dibandingkan dengan seorang perempuan ditikam karena ia berpakaian menurut keyakinannya, mana yang lebih melanggar HAM? Tapi ketika perempuan berpakaian nyaris telanjang kemudian diperkosa laki-laki, aktifis HAM dan feminis unjuk suara semua. Dari sini terlihat, media tak berdiri netral.

Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim, pemilik modal pun katanya juga muslim, awak media pun juga mayoritas muslim, apakah ada yang memberitakan tentang Nahid al-Mane’a? Bilapun ada pasti media milik aktivis Islam yang memang keberpihakannya pada Islam. Sekali lagi, media tak berdiri di atas kaki kenetralan. Ia berdiri di atas kepentingan pemilik modal. Tinggal kita sebagai seorang muslim, akankah ikut arus yang gemar menyudutkan Islam ataukah ada secuil keimanan dalam diri untuk berdiri dan berpihak pada Islam?

Wallahu alam. (riafariana)


latestnews

View Full Version