View Full Version
Jum'at, 08 May 2015

Kisah Mualaf Kerri: Demi Islam, Aku Memilih Bercerai

Kisahku menjadi muslimah cukup panjang bila diceritakan secara detail. Singkatnya, aku pernah ‘diculik’ oleh ayah kandungku (dia orang Amerika asli) dari pengasuhan ibuku. Selama 5 tahun aku hidup bersama ayah dalam ketidakpastian. Aku masih ingat saat ayah melakukan gerakan sembahyang seperti yang dilakukan orang-orang Islam. Hal ini baru kusadari ketika aku dewasa.

Pada usia 5 tahun, aku pun kembali tinggal bersama ibuku yang beragama Kristen Protestan. Ibu marah ketika tahu aku melakukan sembahyang (yang ternyata disebut salat) seperti yang dilakukan ayah. Ibu akhirnya mengirimku ke sekolah Kristen. Sejak awal, aku selalu merasa skeptis akan iman Kristen. Tapi aku tak berdaya.

Beberapa tahun ini aku menemukan satu perubahan. Dunia teknologi yang semakin canggih membuatku mengenal banyak orang-orang Islam melalui dunia maya  bernama Facebook. Karakter mereka yang begitu berbeda dari yang pernah kutemui dan ketaatan mereka dalam menjalankan agamanya membuat rasa ingin tahuku terusik.

...Dunia teknologi yang semakin canggih membuatku mengenal banyak orang-orang Islam melalui dunia maya  bernama Facebook...

Aku pun membaca Al Quran, belajar Islam secara online, ikut puasa di bulan Ramadan dan mulai melakukan ibadah salat lima waktu. Ini semua kulakukan sendiri di rumah. Suamiku yang mengetahui hal ini berubah menjadi membenciku dan berubah sikap padaku. Hingga satu ketika ibu kandungku yang dulu melarangku salat meninggal dunia tahun lalu. Saat itulah aku merasa lebih bebas untuk menunjukkan keislamanku kepada semua orang.

Secara resmi, aku pun mengikrarkan syahadat di masjid dekat rumah tak lama setelah ibu meninggal. Alhamdulillah, aku begitu bahagia telah diberi petunjuk oleh Allah untuk menjadi muslimah. Meskipun resikonya pernikahanku di ambang kehancuran dengan perceraian, aku tak peduli. Rasa ini begitu indah, penuh dengan kebahagiaan dan ketenangan di hati.

Aku menyebut kisah keislamanku ini sebagai kisah cinta sejati, antara aku dengan Tuhanku, Allah SWT. Tiap detiknya aku berusaha terus untuk menjadi lebih baik karena Allah semata, insya Allah. (riafariana/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version