View Full Version
Senin, 15 Jun 2015

Virus LGBT Makin Marak, Anak TK pun Dicekoki Ide Perkawinan Sejenis

Para bunda dan sabahat voa-islam yang dirahmati Allah, masih ingat kan  tulisan Yana Nurliana tentang LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender/banci) yang sempat dimuat voa-islam beberapa saat yang lalu? Akun fesbuknya berkali-kali diblokir karena masivnya laporan dari penggiat dan aktivis LGBT di media sosial. Selain akun yang diblokir, semua tulisan Yana tentang LGBT dihapus sepihak oleh admin fesbuk. Tulisan yang berisi himbauan agar para orang tua lebih waspada dan dekat dengan anak-anaknya untuk menghindari virus LGBT dianggap ‘berbahaya’ oleh orang-orang tertentu.

Itu yang dalam skala opini melalui media fesbuk. Di salah satu tempat bernama Virginia di Amerika Serikat, ide tentang LGBT bukan lagi sebatas opini. Virus ini sudah berupa kebijakan yang dipaksakan bernama kurikulum identitas gender. Anak TK berusaha dicekoki ide bejat ini dengan gambaran tentang perkawinan sejenis yang mulai marak di Amerika. Anak kelas 4 diajari apa yang namanya incest atau hubungan seksual dengan saudara kandung. Anak SMP kelas 2 atau setara dengan kelas 8 diajari apa itu yang namanya ‘aktivitas oral dan anal’. Naudhubillah.

...Anak TK berusaha dicekoki ide bejat ini dengan gambaran tentang perkawinan sejenis yang mulai marak di Amerika...

Orang tua murid dipaksa untuk menerima anak mereka dicekoki hal-hal perusak moral ini. Family Life Education atau pendidikan di dalam satu keluarga memunyai hak untuk memilih mana yang pantas atau tidak untuk diberikan ke anak mereka terutama berkaitan dengan pendidikan seksual. Karena masing-masing keluarga bisa jadi memunyai kebijakan sendiri dalam hal ini. Curangnya, kurikulum ini memasukkan ide bejat LGBT ke bagian pendidikan tentang kesehatan sehingga orang tua tidak memunyai pilihan lain.

Hal ini membuat para orang tua di Virginia marah sebagaimana dikutip oleh cbnnews. Sayangnya kemarahan orang tua ini bukan karena ide bejat yang dipaksakan pada anak mereka tapi lebih karena orang tua tidak diajak bicara terlebih dulu. Alasan lainnya adalah mereka beranggapan bahwa kurikulum tentang LGBT ini tidak dianjurkan di negara bagian tersebut. Hmm...jadi kalau negara memutuskan bahwa LGBT harus diterima maka mereka juga menerima begitu saja?

...anak mereka yang masih duduk di bangku TK mengalami pengrusakan moral secara sistemik dengan kurikulum ini...

Susah sekali bagi para orang tua ini untuk mengatakan dengan jelas bahwa LGBT ini adalah gaya hidup bejat dan berbahaya. Bisa jadi karena ide demokrasi yang mengakomodasi kebebasan berperilaku menjadikan mereka gagap menolak LGBT. Padahal dalam kasus ini jelas, anak mereka yang masih duduk di bangku TK mengalami pengrusakan moral secara sistemik dengan kurikulum ini.

Mungkin ada baiknya para orang tua di Virginia ini belajar dari Ummi Yana yang dengan tegas menolak LGBT baik melalui tulisan, tindakan dan pendidikan. Meskipun itu semua bukannya tanpa resiko. Diblokir fesbuk, dimusuhi penggiat LGBT atau bahkan dikucilkan dari lingkungan itu tak ada apa-apanya dibandingkan dengan bahayanya kurikulum ini bagi bagi anak-anak  mereka. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

 


latestnews

View Full Version