View Full Version
Jum'at, 06 Nov 2015

Kisah Mualaf dari Swedia, Niat Berhijab bahkan Sebelum Masuk Islam

Namaku Laila. Aku akan menceritakan sekilas perjalanan keislaman saya dan awal mula berhijab. Aku adalah seorang mualaf dan berikrar syahadat di awal 2014. Aku dibesarkan sebagai seorang Kristiani. Tetapi di agama ini aku tidak merasa ada keterikatan dengan tuhan versi Kristen. Itu karena setiap ke gereja, mereka selalu berbicara tentang Yesus dan memujanya.

Jauh di dalam hati, aku merasa ada yang salah dalam puja-puji ini. Sayangnya, langkah yang kuambil ketika remaja adalah hal yang salah. Bukannya mencari tahu kegelisahan hati tentang konsep tuhan dalam gereja kemudian meluruskannya, di usia 14 tahun aku malah menempuh kehidupan yang sangat kacau. Sebetulnya banyak kesempatan bagiku untuk mempelajari Islam kemudian memeluknya. Tapi saat itu, yang muncul malah kekhawatiran tak beralasan akan reaksi keluarga dan teman-temanku bila aku masuk Islam.

Aku memutuskan untuk mempelajari Islam di kesempatan tahun berikutnya. Aku banyak membaca buku tentang Islam dan bertanya banyak hal tentangnya. Jauh sebelum aku memutuskan untuk mengucap syahadat dan masuk Islam, aku sudah bertekad akan memakai hijab. Tapi lagi-lagi aku terlalu takut akan apa kata orang kalau aku memakai hijab. Akhirnya, aku hanya memakai hijab bentuk turban yang cuma menutup kepala atau rambut saja tanpa menutup leher dan dada. Aku pun memodifikasinya dengan bentuk-bentuk lain selama itu menutup rambut dan kepala.

...Awal berhijab syar’i, rasanya ada banyak kupu-kupu terbang di dalam perutku. Rasa yang sangat luar biasa dan membebaskan, hal yang belum pernah kurasakan sebelumnya...

Syukurlah hal ini tidak berlangsung lama. Seiring dengan pemahanam keislamanku yang meningkat dan keimanan yang bertambah, aku pun menyadari bahwa tidak selayaknya aku takut pada penilaian manusia. Hanya Allah saja yang seharusnya aku cari ridhaNya. Berbekal pemahaman ini aku pun mengambil langkah drastis yaitu berhijab secara syar’i. Awal berhijab syar’i, rasanya ada banyak kupu-kupu terbang di dalam perutku. Rasa yang sangat luar biasa dan membebaskan, hal yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

Ketika akhirnya aku berikrar syahadat di Januari 2014, itu adalah momen terbaik dalam hidupku. Sejak saat itu hingga kini pemahamanku tentang hijab semakin bertambah, dan Alhamdulillah saat ini aku telah memakai niqab/cadar. Satu pesanku untuk semua saudariku di dalam Islam: jangan biarkan satu orang pun menilaimu buruk tentang hijab yang kau kenakan. Karena sesungguhnya kita semua berproses dalam level yang berbeda-beda dalam perjalanan kita menuju Allah.

Wallahu alam. (riafariana/islamconverts/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version