View Full Version
Ahad, 29 Nov 2015

Wanted: Suami yang Saleh, Setia dan Bertanggung Jawab

Salah satu teman di Facebook yaitu muslimah dari Amerika menulis status yang kurang lebih seperti judul di atas. Detilnya dia menyebutkan usia calon suami itu antara 27-45 tahun. Pekerjaan dan penghasilan tak masalah karena nilai diri itu tidak bisa dihitung dengan materi (intinya berapa pun tak masalah yg penting soleh dan setia, mungkin begitu), dari negara mana pun dan bila dari luar Amerika maka akan diusahakan kepindahannya olehnya.

Bisa ditebak bagaimana reaksi yang diterimanya, kan? Banyak yang mendoakan agar ia segera menemukan laki-laki yang diidamkannya tersebut sebagai suami. Tapi banyak juga yang mencela dengan mengatakan bahwa sebagai muslimah tidak seharusnya ia ‘woro-woro’ seperti itu. Bahkan ada juga yang menganggap bahwa itu akan merendahkan dirinya sendiri sebagai muslimah. Tak jarang juga ada yang langsung menawarkan diri mau jadi suaminya. Entah bercanda atau serius. Banyak sekali yang memberi komentar dengan berbagai sudut pandang.

Saya pun melemparkan wacana ini di status Facebook saya. Dan tahukah reaksinya? Ramai, seru dan heboh hehe. Syukurlah kesadaran beragama teman Facebook saya lumayan baik karena tidak saya temukan nada menghujat. Bahkan hampir semua mendukung bila saya buka lowongan serupa hahaha...haduh. Ini bukan tentang saya saudara, ini tentang banyaknya saudara kita terutama muslimah yang gelisah karena belahan jiwanya tak kunjung datang. Walaupun bisa jadi saya, kamu atau mereka berada di posisi yang sama.

...Menjadi perempuan zaman sekarang bukan saatnya lagi menunggu. Takdir itu harus dijemput! Menjemput takdir itu selain dengan doa juga dengan usaha yang riil...

Menurut Dr. Erma Pawitasari dalam bukunya Muslimah Sukses Tanpa Stres, ada bagian khusus membahas masalah ini. Menjadi perempuan zaman sekarang bukan saatnya lagi menunggu. Takdir itu harus dijemput! Menjemput takdir itu selain dengan doa juga dengan usaha yang riil.

Menurut ustadzah yang juga pengajar di Universitas Islam Ibnu Khaldun Bogor ini, usaha riil ini ibaratnya seseorang ingin pergi ke masjid. Ia tidak cukup hanya dengan berdoa, sadaqah, salat sunah, berdzikir dan membaca Quran. Ia harus mau melangkahkan kaki menuju masjid bila itu yang menjadi tujuannya. Begitu juga dalam hal jodoh. Doa, sodaqah, dzikir berperan untuk memudahkan seseorang mencapai tujuan. Tetapi tetap yang namanya usaha itu tidak boleh ditinggalkan. Meninggalkan usaha itu sama artinya dengan melawan sunatullah.

Nah, dari paparan ini jelas sudah bahwa muslimah pun harus bersikap aktif menjemput takdir. Kalau kamu sudah memunyai incaran laki-laki saleh, setia, dan bertanggung jawab, jangan ragu. Sebelum si dia disabet oleh yang lainnya loh. Lalu, bagaimana dengan yang masih belum memunyai pandangan dengan siapa dia akan berpasangan?

Kalau kamu benar-benar sudah siap dengan pernikahan, tak ada salahnya meminta bantuan orang tua, saudara atau teman. Atau bahkan mau mencoba cara muslimah Amerika tersebut dengan woro-woro di media sosial? Sok atuh, silakan saja. Bila sukses, ditunggu undangannya ya. Tetap semangat! (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version