View Full Version
Selasa, 16 Feb 2016

Mengembalikan Kebahagiaan Perempuan

Sahabat Muslimah VOA-Islam...

Pada hari libur itu pusat-pusat perbelanjaan begitu ramai dibanjiri para pembeli. Para kasir harus sabar melayani semua pelanggan yang mengular hingga ke belakang. Dan sadarkah? Semua kasir itu adalah perempuan. Bahkan banyak diantara mereka yang sudah berkeluarga. Wajah mereka memang dilukis dengan sebuah make up, sehingga tampak berwarna-warni. Tapi coba perhatikan, senyum mereka tampak dipaksakan. Keringat sudah bercucuran. Mereka lelah.

 

Karena Kapitalisme

Kisah yang penulis ceritakan itu hanya bagian kecil saja. Sesungguhnya masih banyak kisah perempuan yang harus turun untuk berjuang memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Padahal sejatinya, kewajiban utama seorang wanita dalam Islam adalah menjadi ummu warobatul bait, menjadi sebaik-baik pengatur keluarga. Ialah sekolah pertama bagi anak-anaknya, pengatur harta-harta suaminya. Kediamannya di rumah mengatur keluarga adalah lebih utama.

Namun sayangnya pada saat ini, telah banyak perempuan yang justru meninggalkan kewajibannya. Mereka terpaksa meninggalkan keluarganya untuk turut bekerja. Bahkan tak hanya mereka yang sudah menikah. Seorang gadis saja ketika lulus sekolah tidak dapat melanjutkan ke tingkat selanjutnya, pasti dituntun untuk bekerja, dengan alasan malu menjadi pengangguran. Padalah ia masih memiliki hak dicukupi nafkahnya hingga seorang laki-laki menikahinya. Mirisnya, perempuan yang sejak gadis sudah bekerja, ketika sudah menikah, sama, diharuskan kerja pula.

Sungguh kapitalisme benar-benar telah merenggut kebahagiaan perempuan-perempuan di muka bumi ini. Kapitalisme menjadikan pemilik modal semakin berkuasa. Sehingga bagi rakyat yang kekurangan harta tiada pilihan kecuali bekerja. Dalam hal ini, para kapital begitu memahami potensi perempuan yang tekun bekerja serta tidak banyak menuntut. Sehingga mereka banyak memilih pekerja-pekerja perempuan.

Dengan asas mengeluakan modal sekecil-kecilnya dengan keuntungan sebesar-besarnya, para kapital benar-benar diuntungkan. Fakta menunjukkan bahwa gaji perempuan rata-rata 80% gaji laki-laki, dengan alasan perbedaan hasil kerja. Padahal tetap saja hasil kerja perempuan dituntun sempurna juga oleh perusahaan. Buktinya dapat dilihat mereka yang keluar dari pabrik-pabrik kebanyakan adalah perempuan.

 

Islam adalah Solusinya!

Sudah penulis katakan sejak awal bahwa Islam telah menempatkan posisi perempuan pada tempat yang mulia. Karena sejak kedatangannya, Islam memang memuliakan perempuan serta membebaskannya dari segala bentuk penindasan.

Kita ketahui pada zaman Jahiliyah banyak bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup karena kelahirannya dianggap sebagai aib besar. Sebagian yang masih hidup pun hanya dijadikan seorang budak. Tidak ada perlindungan tidak ada kesejahteraan. Tapi ketika Islam datang perempuan menjadi seorang yang mulia kedudukannya.

Saat ini apalah bedanya dengan zaman Jahiliyah ketika perempuan-perempuan harus dipekerjakan. Mereka dijadikan budak-budak kembali di era modern ini. Maka sudah semestinya bagi kita umat Islam untuk menerapkan Islam kembali. Untuk memebebaskan perempuan dari penindasan kapitalisme. Mengembalikan kebahagiaan perempuan dengan menerapkan hukum Islam. [syahid/voa-islam.com]

 

Penulis: Erni susanti

(Pembimbing Santri putri HSG Khoiru Ummah Tanjungsari Sumedang)


latestnews

View Full Version