View Full Version
Jum'at, 19 Feb 2016

Kisah Mualaf Jenna dari USA: Kulepas Pekerjaan Impian Demi Hijabku

Namaku Jenna. Aku masuk Islam sudah lima tahun. Saat itu aku belum berhijab. Baru pada Ramadan tahun 2013 aku memakainya. Awalnya, aku berhijab karena ingin memperingati hari berhijab sedunia pada bulan Februari. Ternyata setelah memakainya, aku tidak lagi merasa bahwa berhijab itu menakutkan seperti yang kukira sebelumnya. Perasaan ini muncul karena aku dibesarkan di Amerika Selatan, wilayah yang cukup mudah untuk berprasangka buruk tentang Islam.

Aku sempat pindah dari Arkansas ke California. Awalnya kupikir di tempat baru keberadaanku akan lebih mudah diterima karena akan banyak muslimah berhijab di sana. Ternyata dugaanku keliru. Di California selatan orang-orangnya malah jauh dari kata toleransi terutama terhadap perempuan berhijab dibandingkan dengan Arkansas.  

Saat melamar kerja, salah satu pemilik perusahaan melakukan wawancara sendiri terhadapku. Dia bilang bahwa semua kualifikasi yang kumiliki itu memenuhi syarat dan yang selama ini dia cari. Aku akan diterima bekerja di perusahaannya hanya apabila aku  mau melepas hijabku. Pernyataannya membuatku shock dan tak mampu berkata apapun.  Aku adalah seorang perawat berpengalaman. Apa hubungannya keahlianku  ini dengan keharusan untuk melepas hijab? Benarkah ini yang dinamakan kemajuan dengan memaksa orang untuk melepaskan diri dari apa yang diyakininya?

Kesadaranku memakai hijab bukan karena dorongan seseorang ataupun ingin meraih sesuatu secara materi. Aku memakai hijab itu karena cinta dan rasa patuhku pada Allah. Aku merasa dengan berhijab, ada perasaan terlindungi dari gemuruhnya dunia yang penuh dengan hal-hal buruk ini. Aku  tak akan melepasnya meskipun itu  berarti aku harus kehilangan peluang mendapat pekerjaan yang sempurna dan kuimpikan selama ini.

Saat itu aku hanya tersenyum dan menjelaskan pada pemilik perusahaan bahwa hijab ini adalah hakku, kebebasanku, dan pilihanku sebagai bukti bahwa aku seorang muslim. Aku tak berharap orang tersebut atau siapa pun memahami keputusanku untuk berhijab ini. Tapi satu hal yang pasti, Alhamdulillah kupanjatkan setiap hari karena Allah telah menuntunku kepada cahaya kebenaran Islam. Allahu Akbar! (riafariana/islamconverts/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version