View Full Version
Senin, 11 Apr 2016

Misteri Jodoh, yang Dinanti dan Dirindu

Oleh: Yuni Astuti

Ada yang bilang, jodoh itu jorok karena menemukannya di sembarang tempat. Kapan saja, di mana saja. Kadang caranya tidak bisa diprediksi. Selama jodoh belum ditemukan, akan tetap menjadi misteri. Bagaikan seorang yang kehilangan separuh jiwanya, ia akan tetap mencari dan menanti. Keresahan hatinya akan terobati jika jodoh sudah bersanding di sisi.

Jalan jodoh memang unik. Ada yang menikah dengan teman masa kecil, teman sekolah, teman kuliah, atau teman kerja. Ada yang kenal langsung, ada yang dikenalkan, ada yang dijodohkan, bermacam-macam. Sungguh indah skenario yang telah Allah gariskan.

Kadang, dua orang saling mencintai, berjanji sehidup semati, pacaran bertahun-tahun tetapi menikah sebentar saja sudah bercerai. Bahkan, ada yang pacarannya dengan siapa eh, nikahnya dengan orang yang beda. Kisah ini menyisakan mantan yang tersakiti hatinya. Namun ada juga yang menikah sudah puluhan tahun, ternyata bercerai juga. Jodoh memang tidak bisa ditebak sampai kapan batas waktunya.

Jodoh itu menarik. Ia bagaikan cermin. Cermin di sini bukan berarti sama persis. Sebab seringnya antara suami dan istri terdapat banyak perbedaan, baik sifat, kebiasaan, adat, hobi, dan cara berpikir. Bukankah cermin akan menampilkan bayangan yang berbeda dengan kenyataan? Tangan kanan menjadi tangan kiri, mata kanan berubah jadi mata kiri.

Cermin juga membuat kita melihat "kekurangan" dari diri kita, sehingga bayangan dalam cermin membantu kita untuk memperbaikinya. Itu hakikat jodoh. Saling melengkapi, saling memperbaiki. Tak pernah ada cermin yang memaki kita karena wajah kita yang tak semenarik artis Korea.

... Tanpa kita sadari, apa yang sudah kita lalui adalah perjalanan untuk bisa melengkapi separuh jiwa yang kosong...

Jodoh bisa didapatkan dengan mengejarnya. Kita bisa mencarinya, menunggunya, atau bahkan tak perlu melakukan apa-apa juga bisa menemukan jodoh. Rangkaian perjalanan kita sejak kecil sebenarnya akan mengantarkan kita menemukan jodoh. Tanpa kita sadari, apa yang sudah kita lalui adalah perjalanan untuk bisa melengkapi separuh jiwa yang kosong.

Oleh karena itu, adakalanya jodoh tak harus tampan dan cantik, tak harus sama-sama kaya raya, tak harus sama-sama kenal sejak dulu. Sebab, bukan kita yang memilih, tetapi jiwa. Jiwa akan saling mengenali pasangannya, meski sebelumnya tidak saling kenal. Inilah mungkin yang dinamakan chemistry. Langsung cocok. Seakan sudah kenal lama.

Bagi yang sudah menemukan jodohnya, hatinya tenang. Dengan syarat, jodohnya orang yang baik. Namun bagi yang belum menemukan jodoh, harap bersabar. Karena bisa jadi perjalanan Anda akan mencapai titik pertemuan jodoh. Bisa di terminal, di bus, di stasiun, atau di Facebook? Tetaplah berikhtiar dan berdoa. Sambil terus memperbaiki kekurangan diri agar kelak tidak terlalu kaget ketika bercermin karena begitu banyak kekurangan.

Allah sudah menetapkan jodoh yang sesuai untuk masing-masing diri kita, jadi tak usah gelisah. Yakinlah pasti kebagian, bila tidak di dunia ya di akhirat. Anggap saja tabungan yang akan diambil tunai dengan indah nanti di surga. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version