View Full Version
Selasa, 09 Aug 2016

Nasehat untuk Para Ibu bila Anaknya Terinspirasi Menikah Dini

Para ibu yang anaknya menginjak usia 17 tahun, bolehlah merasa khawatir. Bukan tanpa sebab, hebohnya berita pernikahan anak dari dai kondang negeri ini bisa menjadi pemicu. Nikah di usia belia bisa menginspirasi banyak remaja lain untuk mengambil langkah yang sama. Masalahnya, apakah tingkat kematangan mereka sudah sesiap si putra dai ini?

Bunda salihah yang dirahmati Allah, jangan resah bin galau dengan fenomena ini. Saat bunda yakin telah mendidik ananda yang beranjak dewasa ini dengan bekal agama yang kuat, yakinlah dia tidak akan mudah ikut-ikutan.

Tak ada yang salah dengan menikah muda apalagi di usia belia yaitu 17 tahun. Tak ada yang salah juga menikah dengan perempuan yang usianya lebih tua darinya. Sama sekali tak ada yang salah dengan itu semua. Yang menjadi masalah adalah blow up media, seolah satu peristiwa tak cukup  menjadi ‘hanya’ berita. Ketika ini terjadi, maka opini dan berbagai kepentingan yang bermain di dalamnya, pro dan kontranya akan terlibat semua.

Saat bunda sudah membekali sang buah hati dengan keimanan dan ketangguhan karakter yang maksimal, maka ‘komporan’ jenis apapun tak akan mempan pada dirinya. Ketangguhan karakter ini akan memberi bekal positif bagi ananda untuk bisa menilai kapasitas diri. Ia tak akan menjadi sosok yang mudah ‘membebek’ dengan apa yang dilakukan oleh orang lain. Sebaliknya, ia telah memunyai target hidup dan skala prioritas sendiri bagi kehidupannya.

...Saat bunda sudah membekali sang buah hati dengan keimanan dan ketangguhan karakter yang maksimal, maka ‘komporan’ jenis apapun tak akan mempan pada dirinya. Ketangguhan karakter ini akan memberi bekal positif bagi ananda untuk bisa menilai kapasitas diri...

Bilapun satu ketika nanti ia memutuskan sesuatu, itu tentu sudah melalui pertimbangan yang matang bukan ikut-ikutan. Begitu juga dengan keputusan menikah. Didikan bunda yang matang pada sosok ananda, tidak serta merta membuatnya mudah mengimitasi. Selama ia masih bisa menjaga pergaulan dan terus menjaga hubungan dengan Rabbnya, maka tidak selalu semua pemuda harus menempuh jalan yang sama dengan putra sang dai.

Beda cerita ketika ananda memang sejak awal sudah berencana untuk menikah muda. Maka sebagai bunda salihah yang baik, tentu akan membantu persiapan secara maksimal agar ananda menjadi sosok imam yang baik dan bertanggung jawab. Begitu pula ketika ananda adalah putri yang nantinya menjadi istri. Persiapkan sedari dini dengan bekal agama dan didikan tanggung jawab serta kemandirian yang matang.

Tak perlu takut memberi restu bila memang ananda terlihat sangat matang dan mandiri dalam mengelola kehidupannya dalam banyak aspeknya. Bimbing dan sertailah dengan doa ketika waktunya tiba, ananda memutuskan untuk menikah muda. Insya Allah semua akan baik-baik saja. Seorang pemuda yang niatnya menikah karena takut bermaksiyat adalah mulia. Biarkan ia membina rumah tangga bersama seseorang yang dicintainya.

Setelahnya biarkan mereka belajar pada kehidupan untuk mengendalikan biduk agar tidak karam. Bimbing dan dampingi mereka agar sampan mungilnya kuat melewati badai. Jangan lupa Quran dan sunnah sebagai haluan agar tidak tersesat jalan. Selebihnya, iringi dengan doa dan jangan termakan provokasi media. Apapun pilihan hidupnya, ridha Allah tetap sebagai tujuan. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version