View Full Version
Senin, 26 Sep 2016

Pengorbanan Atas Nama Persahabatan, Adakah?

Sahabat adalah seseorang yang hubungannya lebih dekat daripada teman. Dengannya, suka dan duka dilewati bersama. Hampir semua rahasia kisah hidup kita dibagi dan diceritakan tanpa ada rasa canggung atau malu. Bahkan seringkali menangis dan tertawa pun bersama sahabat.

Karena pentingnya arti sahabat dalam kehidupan manusia khususnya remaja, tak jarang kita rela berkorban demi yang namanya persahabatan. Kalau berkorban dalam hal kebaikan sih tak masalah. Yang jadi masalah adalah ketika pengorbanan yang dilakukan itu dalam keburukan atau kemaksiatan. Memang ada?

Contohnya saja saat sahabat sedang jatuh cinta. Ia pun jadi keseringan baper dan topik obrolan selalu tentang si dia yang membuat hatinya berbunga-bunga. Hadirnya rasa ingin berkorban membuat kita ada rasa segan mau mengingatkan.

Bawaan orang jatuh cinta itu kan tak mempan omongan, baik dari guru, orang tua maupun dari teman dan sahabat. Nah, dengan alasan ingin berkorban untuknya kita pun bersedia menjadi tempat sampah curcolnya yang nggak ketulungan. Belum lagi kalau dia coba-coba malah ingin melangkah ke arah pacaran. Duh, gimana dong?

...Ingat, dalam persahabatan ada proses untuk saling mempengaruhi baik secara langsung ataupun tidak. Karena itu pilihlah sahabat yang bisa mempengaruhi dan mengajak kita ke kebaikan,...

Sementara itu kita tahu bahwa pacaran di dalam Islam adalah langkah dalam mendekati zina. Apa iya dengan alasan persahabatan, kita akan membiarkan saja si sahabat melangkah ke jurang kehancuran? Tentu harus ada langkah penyelamatan yang harus dilakukan, demi sahabat dan demi nasib kita sendiri.

Loh apa hubungannya dengan kita? Jelas saja ada. Kalau ada sahabat yang ingin bermaksiat dan kita diam saja, bukankah itu artinya kita menyetujuinya? Itu artinya kita gak bisa diam saja kalau tak ingin dianggap turut andil dalam terjadinya kemaksiatan.

So, mau nggak mau, kita harus tegas dengan sahabat model begini. Kita ingatkan baik-baik tentang perasaannya terhadap lawan jenis, gaul bebas dan pacaran itu sangat tidak baik bagi kesehatan imannya sendiri. Bila ia memang sahabat yang baik, tentulah mau mendengarkan nasehat sahabatnya sendiri. Bilapun tidak mau, jangan pernah bosan untuk terus mengingatkan dan mendoakan. Tapi sementara itu, kamu bisa mengatur jarak dulu. Bukan tidak mungkin kecenderungan sahabat bisa menular ke kita, terlebih saat kita sendiri juga sedang lemah iman.

Ingat, dalam persahabatan ada proses untuk saling mempengaruhi baik secara langsung ataupun tidak. Karena itu pilihlah sahabat yang bisa mempengaruhi dan mengajak kita ke kebaikan, bukan sebaliknya. Bila bukan sahabat yang mengajak ke kebaikan, kita bisa berinisiatif untuk menjadi pihak yang mengajak lebih dulu. Intinya, saling berlombalah dalam kebaikan  bukan kemaksiatan.

Berkorban untuk sahabat, sah-sah saja asal itu dalam koridor syariat. Misalnya saja, si sahabat ingin menutup aurat. Kita bisa meminjami atau bahkan memberi sebagian dari hijab kita untuk membantu sahabat. Inilah contoh bentuk pengorbanan yang keren. Dan masih banyak lagi contoh lainnya. Intinya, jadikan sahabat sebagai sarana untuk mendulang pahala satu sama lain. Saling berlombalah untuk beramal baik sebanyak-banyaknya agar nanti kita dan sahabat bisa sama-sama berkumpul kembali di jannah. Insya Allah. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version