View Full Version
Senin, 03 Oct 2016

Hijrah: Mengembalikan Garis Demarkasi yang Hilang

Oleh: Asri Marlanti

(Praktisi Remaja, Guru Privat dan Ibu Rumah Tangga)

Sahabat VOA-Islam...

Masyarakat saat ini sebenarnya sangat mirip dengan masyarakat Jahiliah sebelum Rasulullah saw. hijrah ke Madinah. Wajar jika sebagian ulama menyebut kondisi sekarang sebagai “Jahiliah Modern”.

Dari sisi akidah, berbagai kemusyrikan dan ragam aliran sesat terus bermunculan. Di negeri ini, mencuatnya kasus Aa Gatot dan Kanjeng Dimas—melengkapi kasus-kasus sebelumnya seperti kasus Guntur Bumi, Eyang Subur, Lia Eden, dll—menunjukkan betapa sebagian umat ini masih percaya dengan orang-orang ‘aneh ‘ berbaju syaikh, wali (bahkan mengaku nabi), guru spiritual, orang pintar, ahli hikmah; dll. Padahal mereka menyatukan penyembahan terhadap jin dengan berbagai tindak kejahatan seperti penipuan, pelecehan wanita, bahkan pesta narkoba.

Dari sisi sosial, kebejatan moral (maraknya perzinaan, pornografi-pornoaksi, dll), tindakan kriminal (pencurian, perampokan, korupsi, pembunuhan, perjudian, narkoba, dll) terus menyeruak.

Dari sisi ekonomi, riba masih menjadi basis kegiatan ekonomi. Demikian pula banyaknya transaksi-transaksi batil lainnya.Bahkan dalam hal riba, negara adalah pelaku utamanya dengan terus menumpuk utang luar negeri berbunga tinggi. Tahun ini, utang Indonesia sudah menembus angka Rp 4000 triliun lebih, dengan rata-rata bunga yang harus dibayar hanya dalam dua tahun (2016-2017) rata-rata Rp 200 triliun pertahun.

Di bidang politik, fenomena Pilkada DKI yang menyita energi sebagian umat pastinya juga tidak akan menghasilkan kondisi yang lebih baik. Sebagaimana Pemilu atau sejumlah Pilkada sebelum ini, jelas umat hanya diperalat untuk kemudian dijadikan korban oleh para elit politik.Mereka kembali ditipu, dikhianati dan dizalimi pasca Pemilu atau Pilkada usai.Sepanjang tahun ini, nasib umat tidak berubah sekalipun rezim berganti.

Hijrah boleh dikatakan merupakan awal dari kebangkitan Islam dan kaum Muslim yang pertama di bawah kepemimpinan Rasulullah saw. Hijrah adalah momentum perubahan; perubahan dari masyarakat Jahiliah ke masyarakat Islam. Hijrah adalah wujud transformasi kaum Muslim dari sistem kufur ke sistem Islam

 

Dalam lingkup politik luar negeri, Dunia Islam tidak pernah diperhitungkan oleh negara-negara lain. Bahkan negeri-negeri Islam menjadi obyek penjajahan gaya baru oleh bangsa Barat. Bdahkan i negeri-negeri Barat diskriminasi atas umat Islam yang minoritas juga menjadi pemandangan setiap hari.

Hijrah boleh dikatakan merupakan awal dari kebangkitan Islam dan kaum Muslim yang pertama di bawah kepemimpinan Rasulullah saw. Hijrah adalah momentum perubahan; perubahan dari masyarakat Jahiliah ke masyarakat Islam. Hijrah adalah wujud transformasi kaum Muslim dari sistem kufur ke sistem Islam.Karena itulah, hijrah merupakan ’garis demarkasi’ Islam dengan kekufuran, dan Darul Islam dengan darul kufur.Karena itu pula, hijrah adalah peristiwa ’mahapenting’. Begitu pentingnya, hijrah dijadikan dasar penetapan tahun Islam oleh Khalifah Umar bin al-Khaththab.

Sayang, meski tahun hijrah tetap berlangsung, ’garis demarkasi’ itu sudah lama hilang sejak keruntuhan Khilafah Islam yang terakhir tahun 1924 M. Tak ada lagi batas antara iman dan kufur, antara masyarakat Jahiliah dan masyarakat Islam, antara Darul Islam dan darul kufur serta antara sistem Islam dan sistem kufur. Sebabnya, sejak keruntuhan Khilafah itu hingga hari ini, tidak ada lagi yang namanya masyarakat Islam, Darul Islam maupun sistem Islam.Yang ada hanyalah bercokolnya sistem kufur, termasuk di seluruh negeri Islam, yang menjadikan dunia dan seluruh negeri Islam menjadi darul kufur.

Jika demikian, apa urgensinya kaum Muslim memperingati Tahun Baru Hijrah? Tidak lain sejatinya adalah mengembalikan ’garis demarkasi’ itu. Dengan kata lain, Tahun Baru Hijrah harus dijadikan momentum kembali oleh umat ini untuk segera meninggalkan sistem kufur dan menegakkan kembali sistem Islam. Hanya dengan itulah akan terwujud kembali Darul Islam dan masyarakat Islam. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version