View Full Version
Kamis, 22 Aug 2019

Peran Ibu dalam Mendidik Anak

Sulitnya peran keibuan tercermin dari tanggung jawabnya yang berat, baik terhadap dirinya sendiri, maupun terhadap suami, anak anak, masyarakat, dan Allah Ta'ala. Sebelum membentuk kepribadian orang lain, ia harus terlebih dulu membentuk kepribadiannya sendiri. Dan ini tidaklah mudah.

Islam memandang perempuan shalihah sebagai landasan masyarakat madani sekaligus faktor yang berperan penting dalam perbaikan kondisi masyarakat. Semua itu dimaksudkan agar sebuah masyarakat dihuni para individu yang cenderung pada kebajikan dan bersedia memikul tanggung jawab untuk membangun masa depan kemanusiaan yang gilang gemilang.

Islam memandang bahwa ibu yang baik memiliki tanggung jawab untuk melahirkan sosok manusia mulia, agung, dan selalu cenderung pada kebajikan. Islam juga telah berulang-kali mewasiatkan kaum lelaki untuk berhati hati dalam memilih pasangan hidup dan ibu bagi anak anaknya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Barang siapa dianugerahi Allah dengan perempuan yang shalihah, berarti ia telah menolong separuh agamanya. Oleh karena itu, hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam separuhnya yang lain".

Islam begitu memuliakan dan menganugerahkan martabat yang tinggi kepada kaum perempuan. Kenyataan ini bertolak belakang dengan keadaan kelam yang ada pada masa sebelum Islam. Kaum laki-laki begitu malu hati ketika dirinya dikaruniai anak perempuan. Kemudian Islam datang dan mengangkat derajat kaum perempuan ke tingkat tertentu.

Keadaan cerah ini menjadikan kaum perempuan tak perlu lagi menampakkan diri di lorong lorong atau sudut sudut jalan gelap demi menarik hati kaum lelaki. Apabila mengetahui berbagai wasiat yang disampaikan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada kaum perempuan, tentu kita akan semakin mengetahui betapa mulianya kedudukan mereka. Kita juga dapat menjumpai sejumlah pernyataan tentang kedudukan kaum perempuan dalam al-Quran, sebagaimana yang terkandung dalam kisah tentang pribadi Hawa, Maryam, dan ibunda Nabi Musa.

Dalam pandangan Islam, kedudukan antara kaum laki laki dan kaum perempuan adalah sama dan sejajar. Bahkan, dalam banyak hal, bobot kedudukan kaum perempuan jauh lebih berat. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Bersikap adillah di antara anak anakmu dalam pemberian. Kalau aku boleh mengutamakan seseorang tentu aku akan mengutamakan kaum perempuan. "‘

Persamaan kedudukan antara kaum laki laki dan kaum perempuan nampak jelas dalam pelaksanaan segenap kewajiban ibadah. lbadah shalat dan puasa yang diwajibkan bagi kaum laki laki, adalah juga ibadah shalat dan puasa yang diwajibkan bagi kaum perempuan. Oleh karena itu, perempuan suci dan baik-baik, sebagaimana juga laki-laki, akan dimuliakan di sisi Tuhannya.

Pahala yang diperolehnya tak kurang dari pahala yang diperoleh laki laki. Selain itu, perempuan yang shalihah dan suci lebih berat timbangan pahalanya ketimbang seribu laki laki yang tidak shalih. Kelak di hari pembalasan, Allah Ta'ala akan menutup tujuh pintu neraka dan membukakan delapan pintu surga bagi seorang perempuan yang dengan suka hati melayani suaminya serta mengatur rumah dan keluarganya.

Menurut Islam, kaum perempuan adalah pemimpin dalam rumahnya. Sebuah hadits menyebutkan, ”Setiap anak Adam adalah pemimpin. Laki laki adalah pemimpin keluarganya dan perempuan adalah pemimpin rumahnya." [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version