View Full Version
Jum'at, 25 Oct 2019

Dampingi Anak pada Masa Pubertas

 

Oleh:

Dian Salindri, Anggota Tim Komunitas Muslimah Menulis Depok

 

PADA zaman yang serba modern ini, banyak sekali orang tua yang lalai untuk mendampingi anak remajanya saat mengalami gejala pubertas. Tanpa akidah yang kuat dan peran orang tua terciptalah remaja era milenial yang gagal paham tentang aturan hidup yang sesuai dengan norma agama. Pubertas adalah sebuah masa yang sangat rentan, karena banyak masalah yang muncul di masa itu. Maka para orang tua diharapkan memiliki ilmu tentang pubertas dan ciri-cirinya agar dapat menyikapinya dengan baik dan yang terpenting lagi, damping anak di masa pubertas.

Pubertas identik dengan remaja, namun sesungguhnya pubertas adalah istilah yang diambil dari paham Barat, dalam Islam tidak dikenal istilah tersebut. Pubertas diambil dari bahasa latin, dari kata pubescere yang berarti mendapat pubes. Arti pubes adalah rambut kemaluan. Jadi pubertas adalah masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa (masa remaja) yang ditandai dengan matangnya organ produksi sekunder yang ditandai dengan tumbuhnya bulu kemaluan. Masa ini adalah masa perubahan fisik dan mental anak yang disebabkan adanya perubahan hormon.

Dengan perubahan hormon tersebut, banyak remaja menjadi labil, bingung ataupun galau, karena tidak memiliki pemahaman yang benar tentang masa pubertas. Mereka menjadi tempramental, mudah tersinggung, marah, sedih, agresif, keras kepala, senang berkelahi tanpa mempedulikan batasan norma-norma agama. Selain terkait hormon juga semakin besar nalurinya sebagai manusia yang belum bisa dikendalikan dengan baik.

Dalam kamus Bahasa Arab, remaja disebut murahaqah yang artinya zalim dan berbuat keburukan. Ini diadaptasi dari paham, ketika umur remaja adalah umur yang identik dengan kebrutalan, kerusakan dan sebagainya. Jadi istilah ini terbilang baru, karena Al-Qur’an dan Hadits tidak menggunakan istilah ini. Yang dipakai adalah istilah syabab (pemuda) yang artinya mempercantik sesuatu atau bertambah kekuatan dan kebaikan. Sesungguhnya Islam justru memandang fase ini sebagai fase yang mulia, kuat dan penuh keindahan, yang dalam ilmu fiqih disebut sebagai masa baligh.

Kata baligh sendiri berarti sampai pada kesempurnaan, atau masa ketika manusia telah mencapai tahap sempurna baik dari segi fisik, jiwa dan akalnya. Seperti dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Ar-Rum ayat 54 yang artinya, “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat......”

Di situlah letak perbedaan antara istilah pubertas dan baligh. Jika dalam istilah ilmu psikologi yang dianut Barat, masa-masa puber ini masa yang rentan, cenderung diantisipasi dengan “sex education”, karena pubertas ini hanya dinilai dari kematangan organ produksi namun tidak dinilai dari kematangan akalnya. Sedangkan dalam Islam, manusia yang telah baligh berarti telah terikat hukum syara secara sempurna. Maka perlu dipersiapkan jauh hari sebelum anak memasuki masa baligh, bukan sesudahnya.

Seperti contoh hadits Rasulullah SAW, “Perintahkanlah pada anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat disaat mereka berumur tujuh tahun dan pukullah mereka karena (meninggalkan) shalat ketika mereka umur sepuluh tahun dan pisahkan tempat tidur mereka.” (HR.Ahmad).

Maknanya adalah wajib bagi orang tua menyiapkan anak-anak untuk memasuki tahap kesempurnaan tersebut semenjak dini, dengan cara yang sesuai dengan umurnya. Ketika anak sudah mencapai usia baligh, mereka mencapai masa saat semua amal akan dicatat dan akan dipertanggungjawabkan kelak di hari akhir. Maka orang tua harus benar-benar mendidik anak-anaknya dan mempersiapkan sebaik-baiknya untuk menghadapi masa baligh ini. Agar kelak menjadi pemuda dan pemudi yang mencetak prestasi, bermanfaat bagi umat dan menjadi pemuda-pemudi yang tangguh menghadapi derasnya godaan era milenial ini.

Adapun ciri-ciri perubahan fisik yang bisa menjadi acuan bagi orang tua ketika anaknya sudah memasuki tahap baligh. Pertama, ada perubahan organ kelamin. Jika yang lelaki bertambah ukuran kemaluannya, sedangkan perempuan bertambah besar di bagian payudaranya.

Kedua, pada anak laki-laki suaranya akan menjadi bertambah besar dan berat. Tumbuh jakun dan mulai tumbuh kumis. Sedangkan pada anak perempuan bagian pinggul akan membesar dan tubuh mulai terbentuk. Ketiga, akan tumbuh bulu-bulu halus di ketiak dan kemaluan. Bau badan juga akan berubah dan timbul jerawat yang diakibatkan perubahan hormon.

Keempat, pada anak lelaki ditandai dengan keluarnya mani saat mimpi basah. Sedangkan anak perempuan ditandai dengan datangnya menstruasi atau haid. Tanda ini minimal dicapai di usia 9 tahun dan maksimal di usia 15 tahun, jikalau belum ada tanda mimpi basah atau menstruasi sampai pada umur maksimal maka anak tersebut tetap dikategorikan sudah memasuki usia baligh.

Jika orang tua menemui tanda-tanda tersebut, maka anak tersebut telah memasuki masa baligh. Dampingilah  mereka melewati fase tersebut dengan sebaik-baiknya agar kelak amarahnya yang meledak-ledak, hati yang galau dan bingung, keras kepala dan tempramental itu bisa dikendalikan dan dialihkan kepada hal-hal yang positif.

Bebarapa contoh singkat tentang pendidikan anak ala Rasulullah SAW antara lain: Menampilkan suri teladan yang baik, mencari waktu yang tepat untuk memberi pengarahan (waktu dalam perjalanan, waktu makan dan waktu sakit), bersikap adil kepada setiap anak, menunaikan hak anak, senantiasa memanjatkan doa kepada Allah SWT, membelikan anak mainan, membantu anak untuk berbakti dan mengerjakan ketaatan, tidak marah dan tidak mencela anak.

Jadilah orang tua sekaligus teman baik bagi anak-anak kita, sehingga mereka merasa nyaman untuk menceritakan kegalauan di hatinya. Jadikan orang tua sebagai tempat bertanya yang terpercaya bagi anak-anak. Kenali semua teman-teman yang sering berada di sekitarnya. Beri pemahaman bahwa perubahan hormon ini adalah hal yang alami dan wajar terjadi pada usianya. Teruslah dampingi dan bukan menghakimi. Terus bersabar dan memberi contoh terbaik bagaimana manusia dewasa bersikap.

Yang paling utama adalah tanamkan akidah yang kokoh kepada anak-anak kita dengan cara mengenal Allah dan sifat-sifatnya sedari dini, mengenalkan suri teladan terbaik yaitu Rasulullah SAW, ceritakan tentang tokoh-tokoh pemuda tangguh dalam Islam agar kelak mereka selalu termotivasi untuk mencetak prestasi.*


latestnews

View Full Version