View Full Version
Kamis, 07 May 2020

Ibu, Sosok yang Menghidupkan Berkah di Tengah Wabah?

 

Oleh: Khamsiyatil Fajriyah

Ramadhan tahun ini istimewa karena kita ada di tengah wabah. Banyak kemeriahan khas Ramadhan ditinggalkan. Ketika semua penghuni rumah tenang di dalamnya, berputar waktu dari sahur hingga buka, ada satu sosok yang menjadi tumpuan, manajer utama semua aktivitas di rumah. Bangun dini hari, menyiapkan sahur, membangunkan sahur, menyiapkan buka. Begitu terus hingga lima belas hari pertama tidak terasa terlampaui. Siapakah dia? IBU.

Apapun yang terjadi, Ramadhan adalah nikmat. Tak peduli wabah pandemi datang menghadang. Keduanya mendatangkan berkah bagi manusia. Rasulullah sebagai sosok yang terpercaya di muka bumi telah mengabarkan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang diberkahi oleh Allah SWT. Semua yang kasat mata ataupun tidak kasat mata yang dirasakan oleh manusia  di bulan ini, sulit dan mudahnya tetaplah kebaikan.

Adapun bencana wabah yang terjadi di bulan ini, meskipun menakutkan penduduk bumi, tetaplah sebuah berkah. Fadl Ibnu Sahl, seorang Wazir Khalifah  Al Ma'mun di masa ke kekhilafahan Abbasiyah mengungkapkan berkah dari suatu bencana. Bagi orang beriman, bencana ada untuk menghapus  dosa, memberikan seseorang kesempatan untuk mendapat balasan atas ketaatan dan kesabaran, menghilangkan kelalaian, mengingatkan salah  satu berkah pada saat sehat, memanggil orang untuk bertobat dan mendorong seseorang untuk berderma.

Untuk urusan mewujudkan keberkahan, ibulah sebagai sosok pemain utama. Dalam rangka meraih  keberkahan di bulan ini, semua penghuni rumah berlomba-lomba menambah amalan sunnah.  Tidak bisa dibayangkan apa jadinya target hafalan, tilawah Qur'an, sholat tarawih beserta witir tanpa dukungan konsumsi dan akomodasi yang nyaman dan memadai. Hanya ibu yang rela mengorbankan waktu tidur dan istirahatnya, agar semua penghuni rumah bisa memperoleh keberkahan ramadhan. Dengan aksi ibu menyediakan konsumsi dari mengolah hingga menyajikannya, juga aksi bersih-bersih rumah dan semua perabotannya. Penghuni yang lain sering menjadi tim hore saja.

Di tengah wabah, para ibulah yang menjadi pelopor memberikan sedekah atau derma di tengah-tengah masyarakat. Beragam aksi dan gerakan, dilakukan oleh organisasi besar atau paguyuban lingkungan.  Dari ibu kota hingga daerah, gerakan pembagian sembako hingga mencantolkan makanan di pagar, sebagai kepedulian kepada masyarakat terdampak Covid 19. Tokoh utamanya tetaplah seorang ibu. Ibu memang sangat peka merasakan, mengukur, dan menghitung apa saja yang menjadi kebutuhan dapur agar tetap ngebul.

Ada lagi keberkahan yang seharusnya diraih oleh orang beriman dalam kehidupannya. Namun bukan hanya para ibu yang mewujudkannya. Keberkahan yang digambarkan oleh Allah dalam Al Quran surat Al A'raf ayat 96, sebagai keberkahan yang melimpah dari langit dan bumi untuk penduduk suatu negeri. Bahkan para mufassir menafsirkannya, berkah itu bukan hanya untuk penduduk suatu negeri, tetapi untuk semua penduduk bumi. Janji Allah ini akan terjadi, bila syaratnya terpenuhi. Bukan hanya para ibu yang melakukannya, tetapi semua penduduk negerii.

Syarat beriman dan bertakwa cukup untuk menuai keberkahan yang akan diturunkan oleh Allah dari langit dan bumi. Kondisi sekarang, di mana banyak manusia merasa sempit dadanya karena berbagai masalah seolah tidak ada solusi untuk menyelesaikannya, jelas bukan keberkahan. Adalah misi kita bersama, bukan misi para ibu saja, bagaimana mejadikan negeri kita berlimpah berkah. Semoga kita bisa melewati pandemi ini dengan selamat, semoga kesadaran untuk meraih berkah dengan taat pada aturan Allah semakin membahana. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version