View Full Version
Selasa, 12 May 2020

Inilah 4 Persiapan Berburu Lailatul Qodar bersama Keluarga

 

Oleh: Umi Diwanti

Ramadhan sudah separo lebih. Sedih. Bulan penuh berkah akan segera berlalu. Namun demikian ada satu kemuliaan Ramadhan yang masih bisa kita dekap erat. Dialah malam Lailatur Qodar. Malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Siapa beramal di malam tersebut maka pahalanya setara bahkan lebih dari ibadah seorang hamba yang siang harinya berjihad dan malam harinya qoyamul lail selama seribu bulan.

Masya Allah. Semoga kita bisa mendapati malam mulia itu dengan ibadah terbaik kita. Untuk mendapatkan yang begitu berharga tentu saja kita harus merencanakan dengan matang. Sebagaimana pepatah mengatakan, tidak merencanakan kesuksesan sama dengan merencanakan kegagalan. Sungguh rugi jika kesempatan emas ini berlalu begitu saja. Belum tentu tahun depan kita masih ada kesempatan bertemu dengannya kembali.

Berikut beberapa yang bisa kita lakukan agar bisa mendapati malam lailatul qodar dengan amal terbaik bersama keluarga.

Pertama, yakinkan diri bahwa Lailatur Qodar itu betul-betul kesempatan luar biasa yang tak boleh terlewatkan begitu saja. Kaji atau baca kembali ayat-ayat dan hadis-hadis kemuliaan malam Lailatul Qodar. Misalnya ayat dan hadis di bawah ini. Dengan menemukan betapa istimewanya malam Lailatul Qodar insyaallah semangat mendapatinya tak akan kendur.

“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu ? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, ...” (QS. Al-Qadar/97: 1-5)

Luar biasa bukan? Lailatul Qadar bisa untuk menambal kekurangan ibadah kita selama ini. Ia juga bisa sebagai pelebur amal salah kita yang bisa jadi sangat banyak.

Misalnya saja shalat, adakah kita sejak baligh sudah langsung shalat lima waktu? Sudahkah kita langsung menutup aurat? Belum lagi kekhilafan kita dalam berkata-kata. Berapa banyak orang yang telah tersakiti oleh lisan atau tulisan kita? Jika suatu hari amal kita ditimbang, pahala yang kita dapat saat lailatul qodar adalah harapan besar yang akan memberatkan amal baik kita dibanding amal buruk kita.

Rasulullah sawa pernah bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun anda berada. Iringilah perbuatan dosa dengan amal kebaikan, karena kebaikan itu dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik” (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987)

Kedua, setelah menemukan dan meyakini pentingnya mendapati Lailatul Qodar, selanjutnya adalah menyusun jadwal kegiatan di 10 hari terakhir Ramadhan. Hal ini penting agar waktu kita habis hanya untuk amalan solih. Bahkan bukan sekedar amal solih tapi berdasar urutan skala prioritas amal. Jangan sampai karena mengejar amal-amal sunah di malam Lailatul Qodar membuat kita lalai melakukan kewajiban. Tentu ini sebuah kerugian besar.

Misalnya karena memperbanyak shalat malam, shalat subuhnya malah ketinggalan. Sebagai istri ingin memperbanyak baca Qur'an hingga terlalaikan keperluan suami dan anak-anak. Atau sebaliknya seorang suami yang mengejar lailatul qodar, tak lagi perduli istrinya sedang kurang sehat dan perlu bantuan mengurus anak-anak yang masih kecil-kecil misalnya. Ataupun sebagai anak sibuk tilawah dan shalat malam tapi ogah-ogahan membantu orangtua. Tentu ini keliru. Kewajiban tetap harus diutamakan. Sebab amal taqorub Ilallah yang paling Allah cintai dari hambanya adalah melaksanakan yang difardhu-kan.

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhya Allah ta’ala berfirman: Siapa yang memusuhi waliku maka Aku telah mengumumkan perang dengannya. Tidak ada taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih aku cintai kecuali dengan  beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya..." (HR. Bukhari)

Karenanya menuntut ilmu dan berdakwah juga harus digencarkan di sepuluh hari terakhir. Karena menuntut ilmu dan dakwah adalah kewajiban yang sangat diutamakan bagi kaum muslimin.

"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”  (Q.S. Fushshilat : 33)

Ketiga, agar yang wajib bisa sempurna dan yang sunah bisa diperbanyak kita juga harus merencanakan asupan gizi dan jadwal istirahat. Misal dengan memilih makanan yang sehat, menambahkan suplemen dan juga mengatur jam tidur agar berkualitas.  Jangan sampai dalam mengejar Lailatul Qodar kita melalaikan hak-hak tubuh kita dan mendatangkan kemudharatan.

Keempat, komunikasikan keutamaan Lailatul Qodar kepada pasangan dan anak-anak. Sampaikan dan ajak mereka merencanakan kegiatan yang akan dilakukan bersama. Misal ada kultum keluarga dan tadarus bersama. Dengan bersama-sama, niscaya berburu Lailatul Qodar lebih menyenangkan dan tentu saja bisa saling menyemangati. Juga bisa saling membangunkan jika mata terpejam sendiri alias ketiduran.

Demikian beberapa yang bisa disiapkan agar bisa mencapai Lailatul Qodar dengan amal terbaik. Sekaligus ini bisa menjadi ajang pembelajaran langsung bagi anak-anak, agar mereka kelak juga terbiasa menghidupkan malam Ramadhan khususnya di sepuluh malam terakhir. Semoga semuanya bisa mendapati Lailatul Qodar dengan amal terbaik. Aamiin ya Robbal alamiin. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version