View Full Version
Selasa, 16 Jun 2020

Romantis Itu... (Didedikasikan untuk Para Suami)

 

Oleh: Ummu Adam

Romantis itu...
Saat isteri ingin pengakuan dari suami bahwa dia disayang, maka suami memberikan pengakuan sepenuh hati bahwa ia mencintai isterinya.

Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW berkata kepada Aisyah ra.

‎كُنْتُ لَكِ كَأَبِي زَرْعٍ لِأُمِّ زَرْعٍ إِلاَّ أَنَّ أَبَا زَرْعٍ طَلَّقَ وَأَنَا لاَ أُطَلِّقُ

“Aku bagimu seperti Abu Zar’ seperti Ummu Zar’ hanya saja Abu Zar’ mencerai dan aku tidak akan menceraikanmu.” (HR At-Thabrani)

Bukan justru...
“Aduh, udah ah Bun, dak usah suka manja-manja gitu, udah tua!” kata sang suami.
.
.

Romantis itu...
Saat isteri naik kendaraan, suami membukakan pintunya atau memasangkan helemnya.

Dari Anas berkata : “Kemudian kami pergi menuju Madinah. Aku lihat Rasulullah menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang beliau untuk Shafiyyah (salah satu istri Rasulullah SAW) kemudian beliau duduk di samping untanya sambil menegakkan lutut beliau dan Shafiyyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau sehingga ia bisa menaiki unta tersebut.” (HR Bukhari)

Bukan justru...
“Lama banget sih pake helm aja, keburu telat nih...cepetan!,” teriak suami.
.
.

Romantis itu...
Saat suami diundang makan tanpa isteri, dia menolak undangan itu.

Diriwayatkan dari Anas RA, ia berkata: “Seorang lelaki Persia yang merupakan tetangga Nabi SAW mempunyai kuah kaldu paling sedap. Kemudian dia membuat makanan dan mendatangi Nabi SAW lantas mengundangnya untuk makan, sedangkan Aisyah berada di samping Nabi. Kemudian Nabi SAW berkata, ‘Yang ini bagaimana?’ Ia menunjuk Aisyah dan berkata, “Tidak” Kemudian memberi isyarat kepadanya, “Bagaimana dengan ini?” Dia berkata, “Tidak.” Kemudian Nabi memberi isyarat yang ketiga kalinya dan bersabda, “Ini bersamaku?” Kemudian ia berkata, “Ya.” (HR Ibnu Hibban)

Bukan justru...
“Syukur isteriku nggak ikutan diundang, jadinya aku bebas dan bisa ngumpul ama teman sampai malam,” batin suami.
.
.

Romantis itu...
Saat suami memanggil isteri dengan panggilan kesukaan sang kekasih.

Dari ‘Aisyah ra., ia berkata,

‎دَخَلَ الحَبَشَةُ المسْجِدَ يَلْعَبُوْنَ فَقَالَ لِي يَا حُمَيْرَاء أَتُحِبِّيْنَ أَنْ تَنْظُرِي

“Orang-orang Habasyah (Ethiopia) pernah masuk ke dalam masjid untuk bermain, lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilku, “Wahai Humaira (artinya: yang pipinya kemerah-merahan), apakah engkau ingin melihat mereka?” (HR. An Nasai dalam Al Kubro 5: 307)

Bukan justru...
“Heh Ndut, mana bajuku?” pinta suami dengan nada tinggi.
.
.

Romantis itu...
Saat isteri marah, suami menanggapi dengan lemah lembut demi mencairkan suasana.

Ketika Aisyah marah Rasul pernah memencet hidung Aisyah dengan lembut sambil berkata: “Wahai Uwaisy, bacalah doa: “Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku & lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan." (HR. Ibnu Sunnan)

Bukan justru...
“Kamu tuh ya, udah cerewet, suka marah, tidurnya ngorok, boros lagi,” bantah suami.
.
.

Romantis itu...
Memberikan waktu sebelum tidur untuk berbincang sekadar mendengarkan keluh kesah kegiatan isteri seharian.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang pada malam hari, kemudian beliau mengajak Aisyah berjalan-jalan dan berbincang-bincang. (HR Muslim)

Bukan justru...
Tidur lebih dulu, atau sibuk pegang HP kemudian saat waktunya merebahkan tubuh justru memberikan punggungnya kepada sang isteri.

Semoga para suami bisa bersikap romantis sebagaimana manusia terbaik telah mencontohkan. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version