View Full Version
Ahad, 19 Jul 2020

Wahai Ayah dan Ibu, Bekali Anakmu dengan Iman dan ilmu

 

Oleh:

Wahyu Utami, S.Pd || Guru di Bantul Yogyakarta

 

ANAK adalah aset generasi yang akan menentukan wajah peradaban umat di masa yang akan datang. Sejak tahun 1984 atau sudah 36 kali bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Anak Nsional yang ditetapkan pada tanggal 23 Juli. Bagimanakah potret anak-anak di era milenial ini?

Di era yang tidak lepas dari kemajuan teknologi ini, banyak anak-anak yang sejak sangat dini telah berkecimpung di dunia maya. Sejak kecil mereka populer dan bergelimang harta. Foto dengan berbagai pose, diekspos aktivitas kesehariannya, menjadi endorcement dari produk-produk terkenal, dan berbagai aktivitas lainnya. Semua kegiatan tersebut dilihat banyak orang dan mendatangkan pundi-pundi uang bagi kedua orang tuanya. Alhasil, sejak kecil mereka hidup bergelimang harta dan popularitas. Lahirlah selebgram-selebgram cilik yang diidolakan banyak orang.

Itulah sisi kehidupan anak-anak yang kita jumpai di era milenial ini. Potret kehidupan yang jauh dari mendapat bekal yang cukup untuk menjalani hidup. Nasib bangsa seperti apa yang akan mereka bentuk jika di masa kecilnya saja tidak pernah mendapatkan pendidikan yang selayaknya?

Kewajiban Orang Tua Memberi Bekal Iman dan Ilmu

Bukanlah orangtua yang baik yang meninggalkan anak-anak mereka dalam keadaan lemah. Allah SWT berfirman di dalam QS An Nisa : 9 yang artinya, “Dan hendaklah takut kepada Allah, orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka, oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” Lemah yang dimaksud di dalam ayat ini adalah lemah iman, ilmu dan harta.

Suatu ketika Luqmanul Hakim bercakap-cakap dengan anaknya. “Wahai ayah, apa yang terbaik bagi manusia?”  “Agama,”jawab Luqman. “Kalau dua?” “Agama dan harta.” “Kalau tiga?” “Agama, harta dan rasa malu.” “Bila empat?” “Agama, harta, rasa malu dan akhlak yang mulia.” “Jika lima?” “Agama, harta, rasa malu, akhlak yang mulia dan dermawan.” Anaknya bertanya lagi, “jika enam?” Luqman menjawab, “Anakku, jika yang lima itu berkumpul pada diri seorang hamba maka dia adalah orang yang bertakwa, dan Allah akan menolong orang yang menjauhi syetan.”

Tanggung Jawab Bersama

Memang bukan sesuatu yang mudah untuk mengubah kondisi yang sudah terlanjur mendarang daging. Anak-anak terlanjur tumbuh dalam suasana kehidupan yang serba glamor dan menjanjikan popularitas instan. Tapi bukan berarti hal ini menjadi sesuatu yang tidak mungkin. Kita bisa mengubah semua kondisi ini asal ada kerjasama yang baik antara orang tua, msayarakat dan juga negara.

Pertama, orangtua. Orangtua harus kembali menyadari peran utamanya untuk memberi bekal yang sebaik-baiknya bagi anak-anaknya. Jangan tergoda untuk menjerumuskan anaknya ke dalam kesenangan semu harta dan popularitas.

Kedua, masyarakat. Masyarakat hendaknya juga merasa risih dan tidak suka saat ada anak yang dieksploitasi di media sosial oleh orangtuanya. Bahkan menjadi kewajiban masyarakat untuk mengingatkan orangtua yang seperti itu. Fungsi masyarakat untuk beramar ma’ruf nahi mungkar harus dijalankan.

Ketiga, negara. Negara harus menjalankan fungsinya untuk melindungi anak-anak dari eksploitasi. Jelas mereka punya kekuatan dan kemampuan untuk membereskan persoalan ini. Negara bisa membuat aturan lewat peraturan perundang-undangan yang akan melindungi anak dari eksploitasi sekalipun itu dilakukan oleh orangtuanya sendiri. Negara juga menerapkan sanksi yang tegas jika ada orangtua yang membandel.

‘Alaa kulli hal, anak sholeh adalah satu dari tiga perkara yang akan terus menerus mengalirkan pahala kepada kedua orangtuanya. Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amal perbuatannya kecuali tiga hal : shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang akan selalu mendoakan kedua orang tuanya” (HR Muslim). Jika sejak kecil saja kita tidak pernah mengajari mereka cara berdoa, lalu bagaimana mereka akan selalu mendoakan kedua orangtuanya?*


latestnews

View Full Version