View Full Version
Rabu, 16 Sep 2020

Sembuh dari Pengkhianatan

 
 
Oleh:
 
Yuyun Novia || Alumni Bengkel Istri
 
 
HATI yang dikhianati tak mudah pulih memang. Rasa sakitnya berkali-kali menghantui meski kejadiannya telah berlalu berpuluh purnama lamanya. Setiap detail memori sekecil apapun mampu mengorek luka lama hingga kembali menganga. Alhasil sekuat apapun kita berusaha bangkit, tetaplah sulit bagi kita bersikap taat dan melayani sepenuh hati seperti sebelum ada pengkhianatan. Tapi, bisakah kita sembuh dari rasa sakit ini untuk kemudian bangkit?
 
Jawabannya tentu saja bisa. Tak ada satupun hal yang mustahil soal urusan hati. Karena sejatinya yang menggenggam hati semua makhluk adalah Allah, hanya Allah. Mudah bagi Allah membuat hati kita merasa bahagia, tenang dan bersemangat. Sama mudahnya dengan Allah membuat hati kita merasa sakit, tak tahan hingga nyaris putus asa.
 
Bagi wanita yang pernah terluka oleh pedihnya pengkhianatan, pertolongan pertama yang harus segera dilakukan adalah menerima. Menerima rasa sakit ini, meski membuat sesak dan mual. Meski kepala sudah pusing saking air mata yang tak kunjung berhenti. Terima bahwa kita memang dikhianati, diduakan, dibohongi, dibodohi, memang itulah qadha Allah yang menimpa kita melalui orang yang paling kita percaya. Pasangan kita hanya perantara, pasangan kita hanya figuran yang Allah pinjam jiwa raganya untuk menguji keimanan dan keikhlasan kita atas setiap qadha-Nya. Allah ingin melihat sebesar apa kebergantungan kita pada suami dibanding kebergantungan kita pada Allah. Sebesar apa rasa cinta pada suami dibanding rasa cinta pada Allah. Jangan-jangan posisi suami selama ini sudah berada jauh di atas rasa cinta dan ketaatan pada Allah. Astagfirullah.
 
Menerima rasa sakit tidak harus dengan menyangkalnya, sayang. Tidak harus pura-pura kuat dan tidak terluka. Namun, mari hadapi luka ini dengan cerdas dan cantik. Mari jadikan luka ini sebagai batu loncatan agar hati kita semakin tegar. Kita akan jadi wanita beruntung jika mau berusaha menjadikan luka ini sebagai ladang pahala untuk bersabar dan yakin pada kasih sayang Allah meski melalui hal yang menyakitkan dan kita tidak sukai. Ini kesempatan emas untuk melepaskan dunia dari hati kita dan mengganti isinya dengan cinta kepada Allah. Sungguh Allah sedang merindukan wanita shalihah calon ratu bidadari di surga-Nya kelak.
 
Perlahan saja, tak usah terburu-buru. Tak apa sakit lagi, taubat lalu ikhtiar sabar dan ikhlas lagi. Semua rangkaian membasuh luka ini penuh pahala, wahai wanita strong. Segala rasa sakit, sabar yang kita gigit, ikhlas yang kita paksakan di awal, insya Allah semuanya berbuah pahala berlimpah. Setelah berusaha berdamai dan menerima qadha Allah, meski memakan waktu, lihatlah, kini kau sudah lahir menjadi pribadi yang baru. Pribadi yang jauh lebih tegar, lebih sehat dan lebih cinta dan taat pada Allah.
 
Ruang hatimu yang kemarin terluka menganga kini sudah terisi dengan cinta yang baru, cinta tanpa rasa kecewa, cinta tanpa berharap pada selain-Nya, cinta yang membuatmu waras dan menguatkan langkah untuk menjadi semakin kuat untuk menjadi wanita shalihah.
 
Selamat, sayang... kini kamu sudah menjadi dirimu yang baru. Kamu yang berkualitas dan istimewa. Tak ada satupun wanita lain menyamai kualitasmu yang mampu melewati ujian pengkhianatan namun lahir menjadi pribadi tegar dan cantik. Terlebih semua perubahan menguatkan ini kamu lakukan karena cintamu pada Allah. Fix, kamu wanita strong, istimewa dan hebat.*
 

 


latestnews

View Full Version