View Full Version
Selasa, 29 Sep 2020

Jangan Takut Mengajari Anak Berhijab sejak Dini

 

Oleh: Khamsiyatil Fajriyah

Sudah lihat video #jilbab yang viral di twitland? Tidak perlu nonton, karena video tersebut sama sekali tidak bermanfaat. Video tersebut diawali dengan menayangkan beberapa ibu yang membiasakan putri-putrinya untuk berhijab sejak dini. Di akhir, ada pendapat psikolog yang menyatakan bahwa anak-anak ini akan memiliki identitas eksklusif dan berbeda di kehidupannya yang akan datang. Dalihnya adalah, karena sejak dini mereka dibiasakan berbeda dari teman-temannya yang lain. Mereka menjadi sosok yang eksklusif sehingga menjadi sosok yang intoleran.

Kepribadian Islam, Kepribadian yang Unik

Berbeda dengan pendapat psikolog di video viral itu, para ahli psikologi seperti Allport, Parlega, dan Jones di buku kepribadian Alwisol(2004), menyatakan bahwa dengan identitas diri, seseorang dianggap memiliki kepribadian. Meskipun mereka berbeda dalam hal unsur penentu kepribadian seseorang, tetapi mereka sepakat bahwa dengan keunikan masing-masing pribadi, itu menunjukkan adanya kekonsistenan dan kestabilan. Bila seorang anak sejak dini ditanamkan sebagai pribadi yang konsisten dan stabil, diharapkan di masa depannya dia menjadi sosok yang mandiri dan penuh tanggung jawab. Jadi, apa salahnya membentuk anak menjadi pribadi yang eksklusif, unik, dan berbeda dari yang lain?

Jauh sebelum para ahli berpendapat tentang kepribadian, Islam dengan sistem pendidikannya telah memiliki tujuan. Selain dididik menjadi seorang yang cerdas, seorang anak juga harus memiliki kepribadian Islam. Kepribadian Islam adalah kepribadian yang unik karena sebagai identifikasi ketaatan seseorang kepada Allah SWT. Standar dalam melakukan sesuatu adalah hukum syariat yaitu wajib, sunah, mubah, makruh dan haram, bukan yang lain. Kepribadian inilah yang menjadikan generasi stabil, konsisten, unik, dan tidak mudah terkontaminasi standar hidup yang lain.

Semua pihak dalam hal ini keluarga, masyarakat, dan negara bertanggung jawab akan terbentuknya kepribadian Islam pada seorang anak. Orangtua menyiapkan anaknya sedini mungkin dengan membiasakannya taat kepada Allah terutama ketika usianya telah menginjak usia mumayyiz, yaitu tujuh tahun. Pemahaman tentang akidah dan hukum-hukum Islam sudah dimulai di usia ini. Ta'dib atau sanksi yang bertujuan mendidiknya diberikan oleh orangtua ketika anak melanggar syariat Allah.

Masyarakat ikut berperan dengan membangun suasana keimanan, mengajak kepada kemakrufan, mencegah kepada kemunkaran. Ketaatan kepada Allah dan Rasulullah, didukung penuh dalam kehidupan masyarakat Islam. Adapun negara, bertindak sebagai pihak yang berperan besar dalam pembentukan kepribadian Islam pada anak. Tujuan pendidikan, kurikulum, tenaga pengajar, konten media massa ada dalam kendali penuh negara. Sosok-sosok berkepribadian Islam secara jelas bisa kita lihat ketika Islam diterapkan secara kaffah.

Di masa itu, dengan mudah kita menemukan generasi yang membawa manfaat kepada umat manusia karena ketaatannya kepada Allah. Generasi yang shalih sekaligus inovatif, membawa Islam ke seluruh dunia, sebagai wujud Rahmat ke seluruh alam. Itu semua dilakukan tanpa paksaan apalagi pembantaian kepada pemeluk agama lain. Tak pernah terdengar di masa itu kerusakan dan aktivitas amoral dilakukan oleh generasi berkepribadian Islam.

Tak terdengar maraknya seks bebas yang berakhir jutaan janin diaborsi dan pembunuhan tanpa hak dengan teknik di luar nalar kemanusiaan. Hidup menjadi tenang karena ketundukan kepada Allah, Zat Yang Maha Tahu akan manusia, jauh dari perilaku yang hanya memperturutkan hawa nafsu dan hanya membawa kepada kenistaan, seperti kehidupan sekular liberal yang kita saksikan sekarang.

Liberalisme, Anti Taat Allah

Kepribadian yang dianggap salah di video itu, adalah kepribadian yang taat kepada Allah. Karena berhijab adalah salah satu kewajiban dari Allah SWT yang dengan jelas dinashkan dalam Al Qur'an yang mulia. Orang-orang yang menganggap bahwa syariat Allah tak perlu diterapkan atau melarang penerapannya jelas adalah pengidap liberalisme akut. Di konteks lain sebenarnya mereka sangat mengagung-agungkan perbedaan dengan maksud agar umat Islam toleran. Tetapi di konteks anak-anak dilatih berhijab, mereka pura-pura khawatir dengan keunikan anak-anak ini.

Kita sebagai orang tua, tidak perlu takut dengan ocehan barisan kaum liberal ini. Meskipun mereka mempunyai akses yang kuat bahkan hingga kekuatan negara. Teruslah, sebagai ibu kita menanamkan akidah Islam sebagai dasar berpikir anak-anak kita, menanamkan kecintaan mereka kepada Islam, membiasakan  mereka taat kepada Allah SWT. Esok atau lusa, tidak lama lagi. Akan kita lihat, siapa sebenarnya yang benar-benar menginginkan kebaikan bagi generasi dan negeri ini. Apakah mereka penyeru ketaatan kepada Allah, atau yang selalu menentang syariatNya? Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version