View Full Version
Rabu, 14 Oct 2020

Di Manakah Letak Kebahagiaan?

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Di manakah letak Sa’adah (kebahagiaan)? Pertanyaan ini pernah ditujukan kepada Syaikh Waseem Yusuf. Menurutnya, pertanyaan ini sangat berat. Lalu beliau jelaskan bahwa kebahagiaan ada di dalam ruh.

Diri kita terdiri dari jasad dan ruh. Jasad kita diciptakan dari tanah. Dan di dalam jasad ini terdapat ruh. Jasad akan gembira apabila dipenuhi makan, minum, dan kesenangan dunia. Adapun ruh, memiliki alam tersendiri. Tidak akan bahagia kecuali jika terhubung kepada pencipta-Nya, yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Jika kamu hanya memperhatikan jasad (fisik) mu saja, dan kamu lalai memperhatikan kebahagiaan ruh maka yang terjadi adalah tekanan kejiwaan. Ini sebagaimana yang disampaikan Syaikh Ibnu Utsaimin, semakin jasad kita diberi kesenangan maka ruh akan merana. Dari itu, agar dirimu tidak tertekan maka wajib bagimu untuk tidak lalai terhadap kebahagiaan ruh.

Apa sebab kebahagiaan ruh? yaitu bercengkrama dengan Rabbnya, yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-Nahl: 97)

Dalam ayat ini, Allah menyebutkan laki-laki atau wanita tanpa membedakan mereka dari sisi usia, termasuk di dalamnya anak-anak. Jika anak kecil mengerjakan amal shaleh maka Allah akan membuat mereka gembira. Yaitu Hayah Thayyibah (kehidupan yang baik) walaupun mereka kehidupan yang baik.

Dalam ayat ini Allah janjikan Hayah Thayyibah. Bukan Hayah Sa'idah. Tapi hayatan thayyibah. Kenapa? Karena dunia ini bukan tempat kebahagiaan hakiki. Tidak ada kebahagiaan sempurna di dunia ini. Adapun Hayatan Thayyibah, boleh jadi seorang muslim tertimpa musibah lalu dia menyikapinya dengan cara yang baik; bersabar, ridha, dan berharap pahala. Ia berucap, Inna Lillaahi wa Innaa Ilaihi Raaji’un, Laa Haula wa Laa Quwwata Illaa Billah, Innamaa Asyku Batstsi wa Huznii Ilallaah, dan Hasbiyallaahu Wani'mal Wakil. Jiwa ini bisa bersikap baik menghadapi musibah ini. Inilah Hayatan Thayyibah. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version