View Full Version
Selasa, 27 Oct 2020

Inilah 6 Langkah Mendidik Anak Pandai Bersyukur

 

Oleh: Zahida Arrosyida

Mendamba ananda agar pandai bersyukur, akan mudah diupayakan jika Al-Qu'ran menjadi panduan. Perintah bersyukur kepada Allah harus disertai dengan perintah bersyukur kepada orang tua. Hal ini sebagaimana yang telah diajarkan Al-Qu'ran.

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS. Lukman:14)

Di tengah kehidupan yang sekularistik hari ini, arus liberalisme telah menggerus makna syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada  orangtua dari benak ananda. Terkadang kita menemukan anak-anak tidak peduli pada ibu yang melahirkan dan ayah yang membesarkannya. Mereka sulit menerima kebenaran dan enggan taat pada Allah SWT.  Orang tua tidak dimuliakan dan diabaikan nasehatnya. Tentu kita tidak ingin ananda terseret arus liberalisme yang digencarkan oleh ideologi kapitalisme dalam kehidupan.

Seyogianya orang tua menjadi pendidik utama dalam memupuk rasa syukur ke dalam jiwa anak hingga menyentuh pemikiran dan rasa anak. Agar ananda menyadari dirinya hanyalah seorang hamba yang tugasnya beribadah kepada Allah. Orang tua adalah panutan ketaatan ananda kepada Allah.  Keluarga yang ingin rumah tangganya diliputi rasa syukur, butuh pelindung untuk mengokohkan rasa syukur atas semua karunia. Benteng itu berupa lingkungan dan masyarakat yang diatur dalam peraturan terbaik dari Sang Pencipta manusia.

Rasa syukur perlu dilatih pada anak sejak usia dini. Beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua adalah:

Pertama, menanamkan keimanan yang kokoh pada ananda. Dengan jalan mengamati dan mengajak berpikir tentang diri, kehidupan dan alam semesta. Dari proses ini akan tumbuh rasa kagum pada Allah. Ia juga akan menyadari kehebatan Allah dalam menata alam semesta. Sehingga akan sensitif ketika diingatkan dengan ayat-ayat Allah.

Kedua, mengenalkan Allah sebagai pemberi berbagai rezeki dan nikmat. Latih untuk mengucapkan “Alhamdulillah” setiap menerima nikmat. Nikmat paling besar yang wajib disyukuri adalah nikmat iman dan Islam. Iman menjadikan hidup bahagia di dunia dan akhirat. Islam menjadikan hidup lebih bermakna karena tidak hanya mengatur hubungan dengan Allah, tapi hubungan dengan orang lain.

Ketiga, memberi teladan. Salah satu cara mendidik yang paling efektif adalah dengan memberi teladan yang baik. Orang tua juga harus menunjukkan sikap syukur setiap menerima nikmat dari Allah SWT. Ketika ananda melihat orang tuanya selalu bersyukur, ia akan meniru tindakan kita. Sehingga akan tumbuh menjadi anak yang pandai bersyukur.

Keempat, menunjukkan empati pada ananda. Dengan menyediakan waktu bersama mereka. Fokuslah kepada ananda, tunjukkan kita merasa bahagia bisa menikmati waktu itu. Dengarkan cerita dan pahami emosi yang mereka rasakan. Sikap yang ditunjukkan ini akan membentuk rasa empati ananda, sehingga dapat mengembangkan sikap yang sama pada dirinya. Empati adalah  komponen utama dalam membangun sikap syukur.

Kelima, dorong ananda untuk mencintai dirinya. Mencintai diri sendiri berarti menerima segara kelebihan dan kekurangan dengan rasa syukur. Latih ananda agar bersyukur dengan segala kelebihan yang diberikan Allah.  Misal memiliki mata yang sehat, ingatkan agar selalu bersyukur  dengan menggunakan mata untuk melihat hal-hal yang baik. Jika melihat keburukan, ingatkan ananda untuk beramar ma'ruf nahi mungkar.

Begitu pun ketika memandang kekurangan dalam dirinya. Ingatkan bahwa kekurangan yang dimiliki adalah pemberian Allah. Kekurangan bisa menjadi ujian bagi setiap hamba Allah,  apakah ia bersyukur  atau tidak. Kekurangan juga membuat sadar bahwa kita tidak bisa hidup tanpa orang lain.  Dengan demikian, ananda akan lebih mensyukuri keberadaan orang-orang di sekelilingnya.

Keenam, berikan pandangan mengenai hal yang paling penting di dunia. Sampaikan kepada ananda hal terpenting di dunia tidak selalu dinilai dengan materi. Benda-benda seperti gadget atau barang mahal bukanlah hal yang membuat seseorang menjadi bahagia. Tunjukkan bahwa kebahagiaan utama bagi seorang muslim adalah bisa mensyukuri nikmat Allah dan bisa bermanfaat bagi orang lain.

Puji mereka setiap mereka berhasil mengungkapkan rasa syukur,  dan apresiasi setiap usahanya saat berusaha membantu orangtua.

Inilah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membiasakan ananda mengungkapkan rasa syukur. Tentu harus dibarengi dengan kesabaran dan untaian doa yang tak putus agar mereka  menjadi anak berbakti pada Allah, Rasul, dan orang tua. Wallahu a'lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version